"Mereka (Caleg) berkewajiban untuk pemenangan di Pileg, termasuk bertanggungjawab pula diberikan tugas mengamankan pemenangan untuk Pilpres,"
Makassar (ANTARA) - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhamad Mardiono menegaskan seluruh mesin partai maupun Calon Anggota Legislatif (Caleg) difokuskan untuk memenangkan daerah pemilihannya di Pileg dan memenangkan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.
"Mereka (Caleg) berkewajiban untuk pemenangan di Pileg, termasuk bertanggungjawab pula diberikan tugas mengamankan pemenangan untuk Pilpres," paparnya kepada wartawan seusai peresmian kantor DPW PPP Sulsel, Jalan Sungai Saddang Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.
Ia menekankan, kewajiban ini tidak hanya berlaku di Sulsel, tapi seluruh kader se-Indonesia untuk jalan dan fokus memenangkan dua hajatan politik yakni menang di Pemilihan Legsilatif (Pileg) maupun menang Pemilihan Presiden yang mengusung Ganjar-Mahfud.
Mardiono menekankan, pihaknya selalu optimis PPP masuk dalam parlemen, walaupun ada pihak membentuk opini bahwa kondisi partai sedang kronis dan seolah-olah tidak lolos parlemen (DPR RI) dan bukan pada Pemilu kali ini saja, tapi sejak Pemilu 2009.
"Bisa di-tracking dan ada jejak digital, lembaga survei, pengamatan tahun 2009 Pemilu, PPP tidak akan lolos dampak dari reformasi Partai Politik, di mana lahirlah kebijakan yang sama berbasis pada umat Islam. Tetapi, alhamdulillah PPP masih tetap ada, kita buktikan itu," tuturnya.
Begitu pula pada Pemilu 2014 juga sama, jejak digital di semua lembaga survei mengatakan PPP tidak lolos di parlemen, tapi tetap dapat bahkan naik satu kursi. Dan Pemilu 2019, ini yang terburuk pada perolehan kursi, sehingga Pemilu 2024 ini ditata dan diperbaiki kembali dengan berbagai upaya 'operasi' hingga 'amputasi semua dilakukan.
"Untuk DPR RI kita target 50 kursi, minimal 40 kursi. Ini tidak mimpi, karena PPP sudah banyak mengalami perolehan suara lebih. Kalau kita tracking perolehan suara 2009, 2014, kemudian 2019 dan besok (2024) target segitu tidak tinggi-tinggi amat, hanya memang kita harus membangun konsolidasi di tingkat internal," ungkap dia.
Pihaknya sangat optimis masyarakat Indonesia dan umat masih mencintai PPP, sebab tidak ada masalah dengan umat, tidak pernah cacat politik dengan umat, tidak pernah mengkhianati umat, dan tidak pernah mengkhianati bangsa serta NKRI ini.
Mengenai dengan caleg dari jebolan Nahdatul Ulama (NU), sebut dia, hampir 80 persen di tempatkan di Daerah Pemilihan adalah tokoh NU untuk memperkuat posisi PPP di parlemen hingga Pilpres nanti.
"Karena PPP lahir dari rahim NU, maka saya pastikan kader-kader Nahdatul Ulama itu akan bersama PPP," ucap Mardiono menekankan.
Mengenai dengan hadirnya kantor baru DPW PPP Sulsel yang cukup megah tersebut, kata dia, dapat difungsikan dan dimanfaatkan lebih baik. Ia pun meminta kepada pengurus dan kader partai semakin semangat membesarkan partai dan tempat perjuangan kader dan caleg menghadapi Pemilu.
"Alhamdulillah, Kantor DPW PPP Sulsel ini Insya Allah menjadi kantor terbaik, karena memang kita dorong agar tumbuh menjadi fasilitas pelayanan publik, di samping untuk kegiatan politik juga rumah untuk melayani masyarakat. Kita dorong agar kantor ini menjadi penyemangat berjuang di DPR, DPRD provinsi dan kabupaten kota," paparnya.
Pihaknya pun mengapresiasi langkah Ketua DPW PPP Sulsel Imam Fauzan yang sudah menghadirkan dan mempersembahkan karya besarnya membangun fasilitas dan infrastuktur partai dalam melayani kepentingan umat.
Ketua DPW PPP Sulsel Imam Fauzan Uskara mengemukakan akan terus membenahi kantor yang belum berfungsi secara maksimal untuk segera dioperasionalkan menjelang masa kampanye, hingga tahapan pencoblosan. Mengingat, renovasi kantor tersebut merupakan janjinya ketika terpilih sebagai ketua pada 2020 lalu.
"Alhamdulillah, janji saya sudah ditunaikan untuk merenovasi kantor ini hingga bisa terwujud seperti sekarang ini berlantai empat. Semoga kehadiran kantor kita ini, kader lebih semangat untuk dapat memenangkan Pemilu 2024," ucapnya menyemangati.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023