Teheran (ANTARA News) - Iran, Kamis, kembali menolak permintaan internasional untuk membekukan program nuklirnya yang kontroversial dan memperingatkan Dewan Keamanan PBB terhadap pemilihan "jalan konfrontasi". Dalam satu pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah, perunding nuklir Ali Larijani juga mengatakan, Iran memerlukan hingga 22 Agustus untuk menjawab tawaran insentif internasional sebagai pertukaran bagi dihentikannya pengayaan uranium. Namun ia juga menuduh AS, yang mengelompokkan Iran ke dalam "poros kejahatan", berupaya menggelincirkan upaya diplomatik untuk memecahkan krisis itu. "Menurut rencana yang telah disahkan untuk membangkitkan 20.000 megawatt energi atom 20 tahun lebih ke depan, Republik Islam ini memutuskan untuk membuat beberapa dari bahan bakar nuklir kami sendiri di Iran," kata Larijani, kepala Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, seperti dikutip AFP. Ia mengatakan, Teheran "siap untuk menemukan penyelesaian diplomatik dengan penanggalan yang cocok bagi kedua belah pihak" tapi mengeluarkan peringatan pada Dewan Keamanan -- yang sekarang ini sedang membicarakan cara untuk menekan Iran agar membekukan pengayaan itu. "Jika jalan konfrontasi yang dipilih bukannya jalan dialog, dan jika ada tindakan untuk membatasi hak mutlak rakyat Iran, Republik Islam ini tidak akan memiliki pilihan kecuali merevisi kebijakannya," pernyataan itu memperingatkan. Iran mengatakan hanya ingin memperkaya tingkat rendah yang dibutuhkan untuk membuat bahan bakar reaktor dan bahwa itu haknya menurut Perjanjian Non-Proliferasi nuklir. Teknologi itu dapat, bagaimanapun, dikembangkan untuk membuat senjata. Kegagalan Iran untuk mengungkapkan programnya selama hampir dua dasawarsa menimbulkan dugaan bahwa negara itu menginginkan senjata dan karenanya mengajukan tuntutan bagi penangguhannya. Beberapa pejabat penting telah mengancam untuk mencegah pemeriksaan oleh Badan Energi Atom Internasional dan bahkan meninggalkan NPT jika tekanan meningkat. Pekan lalu Inggris, Cina, Perancis Jerman, Rusia dan AS memutuskan untuk mengirim kembali kasus Iran ke Dewan Keamanan PBB setelah Iran gagal menjawab tawaran mereka, yang dirancang sebagai cara untuk menjamin akses Iran pada teknologi nuklir sipil sementara mencegahnya memperoleh bom. Teheran acapkali menyatakan bahwa negara itu siap untuk berunding, tapi pada waktu yang sama menolak "prasyarat" apapun ditetapkan. "Iran menyambut baik tawaran dari kekuatan besar itu, dan pengujian terhadap (tawaran) itu akan berlanjut. Ini membutuhkan waktu, dan jawaban akan diberikan pada 22 Agustus," kata pernyataan tersebut, yang diumumkan oleh televisi pemerintah sebagai "pengumuman penting". Para anggota Dewan Keamanan, kata Larijani, hendaknya "kembali ke meja perundingan". "Pihak tertentu, khususnya Amerika Serikat, telah mengarahkan jalan ke Dewan Keamanan dengan menempatkan rintangan di jalan pembicaraan," kata Larijani. Pernyataan Larijani itu sebenarnya mengulang ketidakinginan Teheran yang acapkali dinyatakan untuk menghentikan pengayaan uranium.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006