tim pantau langsung turun lapangan untuk melihat kondisi WNI"Kairo (ANTARA News) - Meningkatnya konflik berdarah di seantero Mesir pascapelengseran Presiden Mohamed Moursi mendorong KBRI Kairo membentuk tim pemantauan warga negara Indonesia guna memastikan keamanan mereka.
Tim pantau itu beranggotakan staf KBRI dan unsur masyarakat Indonesia di Mesir, termasuk mahasiswa, kata Kepala Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Kairo Dahlia Kusuma Dewi kepada Antara di Kairo, Sabtu.
"KBRI terus memantau situasi dan tim pantau langsung turun lapangan untuk melihat kondisi WNI," katanya.
Dahlia mengatakan semua WNI diimbau tetap tenang, mengurangi kegiatan di luar rumah, tidak terpancing emosi, atau ikut terlibat urusan dalam negeri negara lain baik lisan, tulisan, maupun aksi.
"WNI juga diimbau menjauhi tempat-tempat rawan demo dan terus menjaga kontak dengan KBRI," kata Dahlia.
Ia menegaskan, KBRI melayani perlindungan WNI selama 24 jam.
Presiden Persatuan Palajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Jamil Abdul Latif mengaku secara intensif berkoordianasi dengan KBRI dan semua cabang PPMI di berbagai provinsi.
"Koordinasi itu untuk menjamin keselamatan semua mahasiswa yang sejauh dalam kondisi aman. Anggota PPMI berkisar 4.300 orang," katanya.
Ketua Himat/Perhimpunan Mahasiswa Al Akhair di Mesir, Subhan Utina, juga terus menjalin kontak dengan anggota Hikmat di Kairo, Tafahna, dan Zakazik.
"Anggota Hikmat berjumlah 49 orang dari Sulawesi Tengah, Manado, Gorontalo, dan Maluku, semuanya aman," kata putra asal Palu, Sulawesi Tengah itu.
Faisal Minsar, mahasiswa asal Ternate, menimpali,"Alhamdulillah 12 mahasiswa dari Ternate juga aman-aman saja."
Jumlah WNI di Mesir berkisar 5.000 orang, sebagian besar mahasiswa di Kairo dan sejumlah provinsi, seperti Tanta, Zakazik, Iskandariyah, Mansourah, dan Tafahna.
Situasi keamanan di Kairo dan seantero Mesir sendiri masih belum menentu.
Menurut Perhimpunan Medis Penanggulangan Krisis Mesir, bentrok berdarah antara pendukung dan antikudeta terus terjadi yang dalam dua hari terakhir telah menelan 46 orang tewas dan lebih 1.400 orang cedera.
Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013