Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan kepada calon presiden dan calon wakil presiden agar tidak kedap suara untuk mendengar masukan dari kaum Muslimin demi kepentingan bangsa dan negara.
Haedar dalam Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa di Universitas Muhammadiyah Jakarta yang diikuti dalam jaringan pada Kamis, menyatakan bahwa selama ini ada sejumlah Undang-Undang (UU) yang harus ditarik-ulur, diputuskan secara tiba-tiba, sehingga berakhir pada tidak adanya aspirasi dari masyarakat yang tertampung.
Baca juga: Prabowo akan manfaatkan rawa guna capai swasembada pangan
Ia mengemukakan, dalam pandangan Muhammadiyah, Indonesia saat ini tengah mengalami erosi, disrupsi, distorsi, bahkan deviasi dalam kehidupan kebangsaan, yang diukur dari dasar cita-cita kebangsaan.
Baca juga: Bacapres Anies paparkan gagasan pembangunan di Silatnas ICMI
Bahkan, menurutnya, dalam konteks demokrasi, masyarakat jadi cenderung tidak berani berkata dan membuat perbedaan, karena ada proses politisasi hukum. Bagi dia, berbagai persoalan-persoalan kehidupan politik ekonomi dan budaya di Indonesia memerlukan rekonstruksi ke depan.
Baca juga: Dua Bacapres adu gagasan pada Silatnas ICMI di Makassar
Dirinya mengutarakan, apabila ada fondasi kuat yang dibangun oleh para capres-cawapres, maka Indonesia dapat memiliki bingkai dan arah yang jelas, tidak sekadar pada visi-misi presiden semata.
Baca juga: Anies minta pesantren dukung perubahan Indonesia
Ia berharap, dialog publik yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah bersama tiga pasangan calon capres-cawapres dapat menjadi wahana bagi Muhammadiyah untuk membuka ruang diskusi, dialog, dan pemahaman, baik di lembaga Muhammadiyah maupun seluruh masyarakat agar dapat memilih pemimpin dengan cerdas dan bertanggung jawab, serta penuh dengan moralitas luhur.
Baca juga: ICMI ajak tiga bakal capres adu gagasan membangun Indonesia timur
Baca juga: FPCI: Calon pemimpin harus punya ambisi kuat atasi perubahan iklim
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023