Jakarta (ANTARA) - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mendukung penuh gerak cepat dan kinerja pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ini.
Khususnya, dalam mengakselerasi peningkatan produksi padi dan jagung 2023-2024 guna mengembalikan swasembada dan menyetop impor. Pada 2024, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi padi 37,65 juta ton setara beras dan jagung 18,04 juta ton.
"Kementerian Pertanian butuh sosok pemimpin yang kuat, dan sosok itu ada di dalam diri Pak Amran Sulaiman," kata Yeka pada Rapat Koordinasi Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi dan Jagung 2023-2024 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (22/11) malam sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia menyebutkan upaya menggenjot produksi saat ini memiliki tantangan berat, yakni perubahan iklim ekstrem (El Nino) dan perlunya perbaikan tata kelola pupu subsidi. Untuk itu, Ombudsman mendukung terobosan Mentan mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam situasi emergency seperti ini.
"Di antaranya mempercepat peningkatan produksi yang all out dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki pemerintah. Ombudsman mendukung langkah-langkah yang dilakukan Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam menyelamatkan pangan Indonesia sehingga Indonesia stabil pangan dan stabil politiknya," tuturnya.
Yeka mengatakan Ombudsman dalam rapat tersebut juga sudah menegaskan jika meningkatkan produksi harus mempermudah pelayanan pupuk bersubsidi.
"Tidak perlu lagi pakai kartu tani atau aplikasi yang menyulitkan petani. Cukup dikembalikan ke kelompok dan Pak Menteri siap mempermudah proses penebusan pupuk subsidi agar tidak menumpuk di gudang dan bisa sampai ke tangan petani yang tepat," ujar Yeka.
Dalam rakor upsus peningkatan produksi padi dan jagung 2023-2024 tersebut, Mentan mengajak seluruh pemangku kepentingan pertanian Indonesia untuk berjuang bersama untuk meningkatkan produksi komoditas tanaman pangan padi dan jagung di Masa Tanam I yang saat ini sedang berlangsung. Hal itu mengingat situasi yang dihadapi bukan El Nino biasa, tetapi Gorila El Nino.
"Dalam perjuangan, yang susah itu adalah merubah mindset, mengubah sikap dalam menghadapi tantangan. Meskipun ada El Nino, Super El Nino, ataupun Gorila El Nino, jika semua dinas pertanian Indonesia bersatu, Insya Allah Indonesia jadi lumbung pangan dunia 10 tahun lagi," kata Amran.
Sejak dilantik kembali pada 25 Oktober 2023 lalu, Mentan Amran telah melakukan berbagai kunjungan ke daerah sentra produksi beras Indonesia seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan untuk mengetahui tantangan dan rintangan yang terjadi pada petani. Dengan begitu, dapat merumuskan kebijakan baru yang presisi demi meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.
Selain itu, Mentan juga menghidupkan kembali program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) untuk mendukung peningkatan luas lahan tanam dan produksi dengan memanfaatkan rawa mineral.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023