Pada semester dua itu ada akselerasi karena di akhir tahun wajib pajak itu akan membayar pajak-pajak dan kekurangan di sebelumnya. Jadi 42 persen itu tidak terlalu buruk meskipun masih jauh dibawah apa yang kita harapkan,"

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany menyatakan masih optimistis target penerimaan pajak 2013 bisa tercapai karena akselerasi atau percepatan penerimaan pajak akan terjadi pada semester kedua 2013.

Direktorat Jenderal Pajak sendiri saat ini baru menerima Rp485,4 triliun per Juni 2013. atau 42 persen dari target APBN Perubahan sebesar Rp1.150 triliun.

"Pada semester dua itu ada akselerasi karena di akhir tahun wajib pajak itu akan membayar pajak-pajak dan kekurangan di sebelumnya. Jadi 42 persen itu tidak terlalu buruk meskipun masih jauh dibawah apa yang kita harapkan," ujar Fuad saat jumpa pers penandatangan kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Kamis.

Fuad menuturkan, ia sebenarnya berharap pada semester pertama Ditjen Pajak dapat mencapai target sekitar 45 persen dari total penerimaan yang dicanangkan dalam APBNP, namun ternyata target tersebut tidak dapat terealisasi disebabkan sejumlah faktor.

"`Plan` awalnya seperti itu. Sebenarnya kita mengharapkan 45 persen, terus 55 persen di semester kedua," ujar Fuad.

Menurut Fuad, tidak tercapainya target penerimaan pada semester pertama tersebut merupakan dampak dari anjloknya penerimaan dari sektor tradable, di samping perekonomian global yang juga belum membaik hingga kini.

Fuad menambahkan, kerja sama yang dijalin antara Ditjen Pajak dan OJK juga diharapkan dapat membantu pihaknya dalam mencapai target penerimaan pajak, kendati hal tersebut bukan merupakan tujuan utama dari kerja sama itu.

"MoU ini jangan dilihat dari tujuan penerimaan pajak tapi lebih ke meningkatkan iklim investasi di sektor keuangan. Tentunya kita akan sambil meningkatkan penegakan hukum di masing-masing peraturan perundang-undangan," tutur Fuad.

Selain itu, lanjut Fuad, melalui kerja sama OJK dan Ditjen pajak tersebut bisa memastikan industri keuangan yang modern dan transparan sehingga industri keuangan dapat menjadi teladan bagi sektor industri lain.

"Saat ini tingkat kepatuhan di seluruh sektor kita dan masyarakat ekonomi kita masih belum memadai khususnya orang pribadi, masih rendah sekali. Dengan kerja sama ini, industri keuangan dapat menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan dari pelakunya benar-benar optimal," ujar Fuad.(*)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013