Iklim investasi di daerah ini tidak ada masalah atau "baik-baik saja", bahkan disebut sejumlah negara menjajaki investasi di Sulsel.
Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) mengklaim bahwa kondisi iklim investasi di daerah ini tidak ada masalah atau "baik-baik saja", bahkan disebut sejumlah negara menjajaki investasi di Sulsel.
"Iklim investasi di Sulsel dalam keadaan baik-baik saja. Terbukti Kedutaan Jepang seringkali bertandang ke Pangdam Hasanuddin dan Polda Sulsel untuk memastikan investasi di Sulsel aman," kata Kepala Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal DPMPTSP Sulsel Abdul Hadi, di Makassar, Selasa.
Termasuk, kata Hadi, investasi yang ada di KIBA (Kawasan Industri Bantaeng) belum lama ini telah didukung oleh Eropa yang menggelontorkan sekian triliun rupiah untuk diinvestasikan membangun pabrik baterai yang memang butuh investasi besar.
Investasi paling besar lainnya di Sulsel saat ini ialah smelter di KIBA oleh China. Perusahaan smelter ini dikelola oleh PT Huady yang masih terus beroperasi saat ini.
Kendati demikian, Hadi mengakui bahwa juga tidak sedikit kendala investasi, salah satunya ialah kelistrikan yang diakui kekurangan, sehingga Pemprov Sulsel harus melakukan rekayasa cuaca untuk menurunkan air dan PLTA bisa beroperasi secara maksimal.
Sementara terkait desas-desus bahwa penghambat utama investor masuk ke Sulsel ditengarai pasokan listrik yang tidak memadai, Darmadi selaku Senior Manager PT PLN UID Sulselrabar juga angkat bicara.
"Selama ini masih cukup kooperatif dan koordinasi dengan calon pelanggan besar kami terutama. Walaupun memang cukup banyak energi yang kita ambil dari PLTA, tapi selama ini kita masih terkait dengan project dan investor tidak ada keraguan," ujarnya.
Secara gamblang, Darmadi mengakui bahwa perhitungan PLN terhadap pasokan listrik yang harusnya cukup hingga 10 tahun sesuai dengan referensi data nyatanya tidak mencukupi karena fenomena alam yang sangat cepat berubah.
Mitigasi yang direncanakan ialah salah satunya melihat peluang baru untuk menghadirkan pembangkit energi terbarukan sebagai sumber pemasokan listrik baru, agar bisa memenuhi kelistrikan yang telah terinterkoneksi di Sulawesi.
"Selanjutnya yaitu kita nanti coba melakukan kerja sama berbagai bidang bagaimana listrik itu bisa disimpan dengan lama dan aman," ujarnya lagi.
Staf Ahli Gubernur Sulsel Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan Since Erna Lamba mengatakan kebijakan pemerintah dalam hal meningkatkan investasi masuk ke daerah menjadi hal yang positif.
Hanya saja masih ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam mengoptimalkan kebijakan hilirisasi, sehingga harus dicarikan solusi secara bersama-sama.
Hal itu termasuk bagi seluruh pihak dan investor yang beraktivitas di Sulsel, termasuk PT Vale yang diakui memiliki peran strategis dalam perekonomian dan hilirisasi sumber daya alam di Sulsel.
“Intinya kita harus berkolaborasi, baik pemerintah selaku pengambil kebijakan, dunia usaha yang melakukan aktivitas usaha, dan lainnya. Karena kebijakan hilirisasi idealnya dilakukan dengan komitmen bersama dan membenahi hal-hal dasar, jadi bagaimana kita membagi tugas dan kewenangan,” katanya lagi.
Baca juga: Investasi Sulsel capai Rp3,95 triliun hingga triwulan-II tahun 2023
Baca juga: South Sulawesi Investment Forum tawarkan 13 proyek investasi strategis
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023