Saya pesan kepada tim percepatan penurunan stunting, dengan didukung para ahli, di akhir tahun ini agar membuat pemetaan secara nasional
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan agar kegiatan audit kasus stunting dapat menemukan akar permasalahan stunting agar intervensi yang dilakukan bisa lebih spesifik.
"Audit kasus stunting ini sangat bermanfaat, yang paling penting kita perhatikan itu, akar penyebab masalah, yang harus ditemukan dengan metode root cause analysis (analisis akar permasalahan), dan yang namanya audit stunting ya bagian dari root cause analysis itu," kata Hasto dalam siniar praktik baik audit kasus stunting keempat yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pemkab Mojokerto tekan stunting lewat "Gelora Cinta" dan "Pusyangatra"
Ia menyebutkan, selama ini penanganan stunting masih menggunakan pendekatan dengan spektrum yang luas, atau dipukul rata pada semua bidang, baik itu perbaikan pada lingkungan, maupun pemberian asupan makanan.
"Padahal sebetulnya kasus stunting orang per orang itu bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Misalnya, dalam suatu lingkungan sanitasinya sudah bagus, rumahnya juga (bersih), airnya ada, tetapi ternyata dia ada penyakit yang mendasari karena terlena tidak imunisasi, jadi terkena tuberculosis (TB) misalnya, dan TB itu akan sangat menggerogoti tumbuh kembang anak," ujar dia.
Untuk itu, Hasto menegaskan agar audit kasus stunting ini dapat betul-betul menemukan akar permasalahan, sehingga semakin ke depan, penanganan terhadap stunting semakin spesifik.
"Di dalam ilmu manajemen mengatasi masalah penyakit dan kesehatan itu, kalau semakin maju maka semakin spesifik, ibaratnya kalau penyakit-penyakit yang ada hubungannya dengan masalah imunitas pun semakin menggunakan pendekatan monoklonal (protein yang bekerja meniru kekebalan tubuh untuk melawan virus), maka semakin spesifik," paparnya.
Ia menuturkan, audit kasus stunting semestinya dapat menuntun para peneliti, pemangku kepentingan, dan seluruh tenaga yang bergerak di bidang medis untuk berpikir 2-3 langkah ke depan, bahwa penanganan stunting nantinya akan ditemui pada kondisi dimana lingkungannya baik, tetapi ada balita yang tetap stunting.
Baca juga: Waka MPR: Target penurunan prevalensi stunting butuh gerak bersama
"Makanan ada, tetapi masih stunting, nanti akan jatuh pada kondisi ekstrem yang seperti itu. Meskipun angkanya tidak besar, tetapi kalau tidak teratasi maka akan menjadi residu, permasalahan secara berkepanjangan," ucap Hasto.
Ketika melalui audit sudah dapat ditemukan akar penyebab masalah, lanjut dia, dengan penanganan yang juga berbeda atau spesifik tiap individu, maka kasus stunting akan lebih mudah diatasi.
"Karena bisa kita lihat kalau tidak semua kasus stunting itu perlu diaudit. Pada beberapa kasus, penyebabnya sudah jelas, sehingga pendekatan melalui terapi saja misalnya, itu sudah teratasi, banyak kasus stunting juga yang ternyata cukup diberikan makanan tambahan itu sudah teratasi," kata dia.
Ia menantang para auditor agar lebih aktif mencari kasus-kasus yang sulit, yang mungkin sudah diintervensi tetapi tidak kunjung membaik, itulah yang kemudian menjadi bahan untuk diaudit bersama para ahli sehingga dapat ditemukan penyebabnya.
"Saya pesan kepada tim percepatan penurunan stunting, dengan didukung para ahli, di akhir tahun ini agar membuat pemetaan secara nasional, berapa yang di audit, dan permasalahan akarnya seperti apa yang lebih spesifik, semakin spesifik semakin bagus, jadi lebih dalam dan tajam, sehingga penanganannya lebih baik," demikian Hasto Wardoyo.
Baca juga: Aruna dukung perbaikan dan keberlanjutan produk perikanan di Indonesia
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023