Sleman (ANTARA) - Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemiri Edum, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon (Kecamatan) Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan inovasi minuman D'Kenthos Coffee yang merupakan usaha minuman dengan bahan baku utama limbah biji salak.

Peluncuran D'Kenthos Coffee dilakukan langsung oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo di Purwobinangun, Pakem, Selasa.

KWT Kemiri Edum ini merupakan salah satu KWT binaan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman dan bergerak di industri makanan minuman hasil pertanian.

Ketua KWT Kemiri Edum Rini mengatakan, inovasi pengolahan biji salak menjadi kopi ini didasari fakta bahwa limbah biji salak belum termanfaatkan secara optimal.

Menurut dia, selama ini inovasi pengolahan salak hanya dilakukan untuk buahnya.

"KWT Kemiri Edum sendiri memiliki berbagai produk olahan makanan dari buah salak, namun selama ini limbah bijinya tidak terpakai. Maka konsep utama dari D'Kenthos Coffee ini adalah zero waste dengan memanfaatkan limbah biji salak dari produksi olahan buah salak menjadi produk lain yang memiliki nilai jual," katanya.

Dalam prosesnya, KWT Kemiri Edum bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM terkait pembinaan pengolahan limbah biji salak.

Pada 2023 ini Tim FTP UGM mendapatkan dukungan bantuan dana penelitian terapan dari Bappeda Sleman sebesar Rp 50 juta untuk pembiayaan riset penguatan bisnis cafe pedesaan berbasis kopi biji salak sebagai local resource yang berkelanjutan.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam peluncuran D'Kenthos Coffee juga menyampaikan dukungannya atas inovasi ini.

"Pemerintah Kabupaten Sleman berkomitmen untuk mendukung berbagai inovasi yang dikembangkan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat," katanya.

Kustini juga mengapresiasi inisiasi yang dilakukan KWT Kemiri Edum yang bekerja sama dengan Pemkab Sleman dan UGM sehingga dapat memanfaatkan limbah biji salak menjadi produk yang memiliki nilai jual.

"Inovasi olahan biji salak yang dilakukan KWT Kemiri Edum diharapkan bisa menjadi motivasi bagi seluruh KWT dibawah binaan DPPP Sleman untuk meningkatkan kreativitas dalam menciptakan inovasi produk UMKM di Sleman," katanya.

Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan pengukuhan KWT kelas pemula.

Pengukuhan ditandai dengan penyerahan sertifikat KWT oleh Bupati Sleman kepada tiga perwakilan KWT kelas pemula yaitu KWT Tuwuh Berdikari, KWT Pring Gading, dan KWT Cempaka Mulya.

Baca juga: Permintaan Herbal serbuk biji salak di Boyolali meningkat

Baca juga: Uniknya kopi dari biji salak

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023