Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi mengungkapkan dukungan pemerintah terhadap percepatan transformasi digital nasional, dengan penekanan pada penyelesaian pembangunan Pusat Data Nasional (PDN).
Budi Arie memuji inisiatif swasta, termasuk Bersama Digital Data Centres (BDDC), dalam membangun industri pusat data.
"Saya mengharapkan mudah-mudahan Bersama Digital Data Centres ini bisa melayani masyarakat, khususnya dalam ekosistem digital ini supaya juga menumbuhkan dan memberi sumbangsih bagi transformasi digital di Indonesia," kata Budi Arie di Jakarta, Selasa.
Budi Arie mengatakan secara konsisten pihaknya mendorong dan mendukung tumbuhnya ekosistem digital yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dirinya mengapresiasi setiap inisiatif sektor swasta dalam menumbuhkan potensi ekonomi baru dalam rangka akselerasi transformasi digital nasional.
Dalam kesempatan itu, Menkominfo menyoroti potensi besar bisnis pusat data di Indonesia, dengan kebutuhan data yang baru mencapai 4 persen dari kapasitas yang dimiliki.
Baca juga: Pembangunan Pusat Data Nasional di Cikarang rampung September 2024
Baca juga: Data center ramah lingkungan akan hadir di Indonesia
Dia menekankan pentingnya perubahan regulasi terkait kepemilikan data, yang dapat membuka peluang investasi dan mempercepat transformasi digital.
"Jadi potensi data center atau bisnis data center di Indonesia sangat besar. Apalagi kalau nanti kita, saya lagi coba kaji dan akan bicara dengan Pak Presiden kita ubah PP-nya (peraturan pemerintah) bahwa semua data milik pemilik data," ucap Budi Arie.
"Jadi tinggal kita ubah data ini milik pemilik data, kecuali untuk berbagai hal tertentu ya. Saya pikir akan membuka peluang, membuka iklim investasi dan mendorong kecepatan dan percepatan transformasi digital," kata dia.
Dengan nilai potensial bisnis pusat data di Indonesia mencapai sekitar 47 miliar dollar AS (sekitar Rp728 triliun), Budi Arie Setiadi mendorong kolaborasi sektor swasta untuk membangun ekosistem yang sehat.
Dia berharap Bersama Digital Data Center dapat menjadi motor penggerak bagi transformasi digital Indonesia.
Bersama Digital Data Centres (BDDC), pusat data dalam kota (in-town data centre) yang menjadi pusat interkonektivitas dengan ekosistem digital terintegrasi, hari ini menggelar seremoni penyelesaian pembangunan (topping off) BDDC JST1 (Jakarta - Selatan - Timur), yang merupakan pusat data tier IV BDDC di Jakarta.
BDDC hadir melalui akuisisi dari dua data center dalam kota yang diproyeksikan memiliki kapasitas mencapai 60 megawatt, dan akan memperkuat interkonektivitas di Jakarta.
Presiden Komisaris BDDC Setyanto Hantoro mengatakan pihaknya berkomitmen dalam mendorong pertumbuhan ekosistem digital seiring dengan pertumbuhan digitalisasi di Indonesia yang sangat pesat.
“Kami bersyukur bahwa topping off BDDC JST1 dapat berjalan tepat waktu sesuai dengan proses pembangunannya yang progresif. Saat ini telah terjadi lonjakan trafik internet dan data yang sangat tinggi sehingga membutuhkan kapasitas pusat data dalam kota yang lebih besar,” kata dia.
Baca juga: Pusat data salah satu komponen paling penting ekonomi digital
Berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 78,19 persen pada 2023 atau lebih dari 215 juta jiwa dari total populasi di Indonesia sebesar lebih dari 275 juta jiwa.
Dengan meningkatnya penetrasi internet dan transisi ke ekonomi digital, kebutuhan akan infrastruktur digital menjadi semakin krusial.
Pemanfaatan dan peran pusat data dalam kota dinilai telah menjadi prioritas utama pada banyak industri, khususnya pada perusahaan global dan lokal berbasis penyedia layanan cloud, perusahaan teknologi, dan berbagai industri lainnya yang masuk ke dunia digital seperti industri finansial, bank, perusahaan asuransi, minyak dan gas, logistik, serta manufacturing,
Perusahaan-perusahaan ini secara langsung memiliki aplikasi untuk end user atau menggunakan data storage, processing, atau layanan transfer. Saat ini penggunaan paling tinggi adalah streaming, social media, cloud, dan artificial intelligence (AI).
Seluruh aktivitas digital di berbagai industri ini dinilai memiliki kebutuhan pusat data yang memiliki reliabilitas yang tinggi, terlebih lagi untuk industri finansial.
“BDDC memiliki posisi strategis dalam menjawab kebutuhan pusat data dengan kapasitas yang lebih tinggi sehingga terjadi peningkatan efisiensi. Selain itu, BDDC menawarkan reliabilitas yang lebih baik dengan inovasi yang terus dikembangkan sehingga pelayanan untuk pelanggan lebih baik,” kata Setyanto.
Ke depan, BDDC juga merencanakan penyelesaian pembangunan untuk BDDC JST2 di mana keduanya akan menjadi pusat interkonektivitas.
“Kehadiran pusat data baru akan membantu mematangkan ekosistem digital khususnya melalui peningkatan kapasitas yang terukur dari skalanya,” ujar dia.
Baca juga: Kemnaker buat standar kompetensi pusat data hijau kurangi emisi karbon
Baca juga: Tiga upaya manfaatkan peluang dan ciptakan talenta data center
Baca juga: Kemenkominfo koordinasi dengan DPR soal progres pembangunan PDN
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023