Banjarmasin (ANTARA News) - Selama Januari-Juli 2006 sudah 16 Balita (bayi dibawah lima tahun) di Kalimantan Selatan, meninggal dunia akibat penyakit batuk rejan
(pneumonia), setelah pada 2005 54 Balita meninggal dalam kasus yang sama.
Pejabat pada Dinas Kesehatan Kalsel, Hikmah Yusida pada dialog interaktif di Radio Abdi Persada FM Banjarmasin, Kamis, mengatakan, dari 16 Balita yang meninggal dunia akibat batuk rejan itu, delapan diantaranya tinggal di Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalsel.
Disebutkan, tingkat polusi udara di Banjarmasin dinilai sebagai pemicu timbulnya gejala Infeksi Saluran Pernafasan Atas (Ispa) yang jika terlambat menanganinya dapat menimbulkan kematian.
Polusi udara memang salah satu penyebab pneumonia pada balita yang ditandai batuk yang disertai nafas cepat dan sesak disamping penyebab lain seperti tertular dari penderita batuk, imunisasi yang tidak lengkap dan kurang gizi.
Namun ditekankan terhirup asap dan debu berulang-ulang, termasuk asap dari obat nyamuk bakar dapat membuat balita terkena Ispa.
Selain itu, tinggal di lingkungan yang tidak sehat disebut juga merupakan salahsatu penyebab Ispa.
Menurutnya, pada program Ispa di Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel menekankan penanggulangan pneumonia khusus pada balita agar dapat mengurangi angka kematian balita akibat penyakit itu.
Menurutnya balita yang terkena batuk jika dibiarkan dapat menjadi pneumonia dan pada kasus pneumonia, dalam jangka waktu 3 sampai sepuluh jam tidak mendapat pertolongan dapat menimbulkan kematian terutama pada bayi berusia kurang dari dua bulan dengan berat badan lahir rendah.
Disarankan menggunakan pengobatan tradisional untuk mengatasi batuk yakni dengan meminumkan jeruk nipis yang dicampur kecap atau madu pada balita yang batuk tiga atau empat kali sehari.
Campuran sepertiga sendok air jeruk nipis dan duapertiga sendok kecap atau madu berguna untuk melegakan saluran pernafasan karena dapat mengencerkan dahak.
Selain itu penderita perlu mendapat peningkatan pemberian makan bergizi, minum lebih banyak, dan jika batuk disertai panas tinggi penderita dikompres dingin dan jangan diselimuti.
Jika nafas terlihat jadi cepat dan lebih cepat dari 40 kali per menit dan setiap tarikan nafas disertai tarikan dinding dada di atas perut (ulu hati) ke dalam maka penderita batuk harus segera dibawa ke petugas kesehatan, peskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya untuk segera mendapat pertolongan yang diperlukan.
Dinas Kesehatan Kalsel dalam rangka mencapai program Kalsel Sehat 2010 telah melakukan promosi kesehatan dan penyuluhan khususnya pada ibu-ibu agar mengetahui gejala pneumonia dan tindakan darurat pada kasus Ispa.
Sementara untuk petugas kesehatan telah diberikan prosedur standar penatalaksanaan Ispa untuk balita agar kasus Ispa dapat segera ditangani dan tidak sampai terabaikan karena penderita Ispa perlu mendapat perawatan dengan nebulizer (alat khusus untuk mengeluarkan dahak)
Promosi penanggulangan Ispa juga dilakukan hingga ke tingkatan pengambil keputusan dengan melakukan pertemuan kemitraan dengan berbagai pihak seperti media massa, PKK, dan pemerintah, kata Himah Yusida, yang juga pengelola Program Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006