"Dengan dibukanya bentuk tugas akhir selain skripsi, maka akan memperkuat peran Bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan yang diterapkan di kampus, " ujar Ketua Program Studi Doktor Linguistik Terapan Universitas Negeri Jakarta, Prof Endry Boerieswati, di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan pembelajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi juga perlu diubah, tidak hanya digunakan untuk menulis karya ilmiah tetapi juga digunakan untuk berbagai keahlian sosial, seperti kemampuan melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, mentoring, kepekaan dalam bantuan hingga pengambilan keputusan.
"Oleh karena itu, perlu perubahan pembelajaran Bahasa Indonesia yang seperti pengimplementasian metode studi kasus, berbasis proyek, yang diperkuat dengan pendekatan Kontekstual Adaptif Kolaboratif (KAK) yang akan mendekatkan fungsi bahasa pada dunia kerja melalui luaran mata kuliah proyek-proyek pemecah masalah yang nyata di masyarakat, " jelas dia lagi.
Ketua Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI), Dr Rohmadi, mengatakan pembelajaran bahasa termasuk Bahasa Indonesia, seharusnya dapat menjadi sarana berpikir dan komunikasi di semua kesempatan.
Akan tetapi terjadi malpraktek di lapangan dalam pembelajaran yaitu pada pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK).
"Malpraktek terjadi karena masih banyak dosen pengajaran Bahasa Indonesia sebagai MKWK bukan dosen yang berlatar belakang pendidikan Bahasa Indonesia tetapi siapa saja bisa mengajar Bahasa Indonesia," kata Rohmadi.
Akan tetapi terjadi malpraktek di lapangan dalam pembelajaran yaitu pada pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK).
"Malpraktek terjadi karena masih banyak dosen pengajaran Bahasa Indonesia sebagai MKWK bukan dosen yang berlatar belakang pendidikan Bahasa Indonesia tetapi siapa saja bisa mengajar Bahasa Indonesia," kata Rohmadi.
Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi dinilai membosankan karena mengajarkan tata tulis dalam menulis skripsi seperti membuat kutipan, daftar pustaka yang mana saat ini hal seperti sudah bisa dikerjakan oleh kecerdasan buatan.
Selain itu banyak kampus yang tidak memiliki dosen tetap pengampu mata kuliah MKWK. Oleh karena itu, Rohmadi berharap terdapat perubahan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di kampus.
Selain itu banyak kampus yang tidak memiliki dosen tetap pengampu mata kuliah MKWK. Oleh karena itu, Rohmadi berharap terdapat perubahan dalam pengajaran Bahasa Indonesia di kampus.
Baca juga: Mahasiswa UMM buat aplikasi Citra untuk pembelajaran Bahasa Indonesia
Baca juga: Nadiem: KBI XII perkuat peran Bahasa Indonesia dan daerah
Baca juga: Atdikbud ingin Duta Bahasa perluas Bahasa Indonesia di luar negeri
Baca juga: Nadiem: KBI XII perkuat peran Bahasa Indonesia dan daerah
Baca juga: Atdikbud ingin Duta Bahasa perluas Bahasa Indonesia di luar negeri
Pewarta: Indriani
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023