Tujuan dipentaskannya kesenian Bunraku adalah memperkenalkan salah satu kebudayaan kami sehingga muncul pemahaman yang mendalam mengenai budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia,"
Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Jepang di Indonesia mementaskan kesenian wayang Bunraku dengan tujuan memperkenalkan kebudayaan itu dan memberi pemahaman mengenai budaya negara tersebut kepada masyarakat Nusantara.

"Tujuan dipentaskannya kesenian Bunraku adalah memperkenalkan salah satu kebudayaan kami sehingga muncul pemahaman yang mendalam mengenai budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia," kata Duta Besar Jepang Yoshinori Katori sebelum pementasan wayang Bunraku di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa.

Katori mengatakan apabila masyarakat Indonesia semakin memahami kebudayaan Jepang maka diharapkan mereka mau berkunjung ke Jepang untuk belajar dan melihat pementasan kesenian tersebut.

Dia mengatakan Bunraku hampir ada kesamaan dengan kesenian wayang golek di Indonesia, karena keduanya menggunakan boneka. Karena itu menurut dia, masyarakat Indonesia akan tertarik untuk menyaksikan kesenian itu karena adanya kesamaan tersebut.

"Mungkin anda bisa menemukan adanya perbedaan (antara dua kesenian itu) dan kemiripannya. Boneka di Bunraku bisa digerakkan ke atas dan ke bawah serta ekspresinya terlihat senyum dan menangis," ujarnya.

Menurut dia, Bunraku berasal dari zaman dahulu yang awalnya diperuntukkan bagi bangsawan di Jepang namun kesenian itu disukai rakyat terkait makna yang terkandung di dalamnya.

Dia menjelaskan cerita dari Bunraku bermacam-macam ada yang senang dan sedih seperti pasangan yang tidak direstui kedua orang tuanya.

"Namun cerita yang ditampilkan kali ini berakhir senang," katanya.

Pertunjukan kesenian Bunraku diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 2 dan 3 Juli mulai pukul 19.30 hingga 21.30 WIB. Dalam pertunjukan tersebut dihadirkan dua lakon yaitu "Tarian Sambaso" dan "Mukjizat di Kuil Tsubosaka".

Pagelaran tersebut dimaksudkan untuk memperingati 55 tahun hubungan Indonesia-Jepang dan 40 tahun Jepang-ASEAN.
(I028/T007)

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013