"Terkait dengan Palestina, kami sudah bicarakan bahwa semua negara mengedepankan perdamaian," katanya saat jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin petang.
Puan mengakui perbedaan pendapat dari negara anggota MIKTA di mana ada yang menyatakan bahwa apakah perdamaian itu harus dilakukan secara cepat, singkat, bahkan kemudian gencatan-senjata sejarah harus dilaksanakan.
Namun, lanjut dia, ada yang menyatakan pendapatnya bahwa perlu dilakukan perdamaian secara dialog, walaupun memakan waktu. Namun yang penting saat ini, terkait pendudukan Israel di Palestina harus segera diselesaikan atau dihentikan.
Baca juga: Ketua DPR sampaikan kesepakatan dalam pertemuan MIKTA
Baca juga: Puan ajak parlemen MIKTA atasi krisis kemanusiaan
"Tentu saja itu bukan suatu hal yang mudah, ini suatu hal yang sulit di lapangan," ujarnya.
Puan menegaskan pertemuan bilateral dalam Sidang Ke-9 MIKTA Speakers' Consultation tetap berkomitmen untuk selalu mendorong perdamaian bukan hanya di Palestina, tetapi di Gaza, Ukraina, dan negara-negara lain.
Puan menyatakan apa yang terjadi di Gaza, Palestina dan Ukraina saat ini, Dewan Keamanan PBB belum bisa secara konkret mempersuasi kondisi yang ada di negara tersebut.
"Setiap negara MIKTA, kami imbau untuk segera memberikan bantuan kepada Palestina. Kami mengimbau untuk jalur-jalur kemanusiaan, bukan hanya yang ada sekarang yang dibuka. Tetapi juga, jalur-jalur yang lain untuk segera dibuka," katanya.
Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023