Manila (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 175 personel tentara dan pejabat Filipina dapat menghadapi tuduhan kriminal lantaran diduga keterlibatannya dalam upaya kudeta terhadap Presiden Gloria Arroyo Macapagal, kata Panglima Militer Filipina, Jenderal Generoso Senga.Ia menegaskan, 15 marinir, 25 perwira angkatan darat dan sebanyak 135 prajurit akan diselidiki setelah mereka disebut-sebut oleh sebuah panel yang menyelidiki upaya kudeta pada 24 Februari 2006, yang dapat dipatahkan. Ke-175 orang itu disebut dalam laporan panel yang diajukan kepada Menteri Pertahanan, Avelino Cruz, Rabu (19/7). Mereka dapat menghadapi tuduhan dan pengadilan perang, karena rencana tersebut yang mendorong Arroyo untuk menyatakan keadaan darurat selama sepekan.Senga, yang akan pensiun pekan ini, sama sekali tidak mengungkapkan identitas orang-orang itu. Bagaimana pun, Pemerintah Filipina telah memecat Brigadir Jenderal Danilo Lim dan komandan Brigade Marinir, Kolonel Ariel Querubin, di tengah dugaan mereka menjadi bagian dari upaya kudeta itu.Qoirubin dan puluhan tentara bersenjatanya bertahan di markas besar marinir di Manila pada 26 Februari 2006 untuk memrotes pemecatan komandan marinir ketika itu, dua hari setelah Arroyo mengumumkan bahwa telah menggagalkan upaya kudeta terhadap dirinya. Querubin dan orang-orangnya kemudian meninggalkan tempat itu, dan menyerah pada komandan marinir yang baru. Ia membantah telah merencanakan kudeta. Lim, yang berada dalam tahanan, mengakui merencanakan untuk memimpin orang-orangnya dalam penarikan dukungan pada Arroyo. Namun, Querubin dan Lim juga diselidiki oleh badan sipil. Pemerintah Arroyo telah memperluas penyelidikannya pada upaya kudeta itu dengan departemen kehakiman mengundang sejumlah tokoh bisnis, gereja dan politik ke panel penyelidikan itu untuk berusaha menemukan para pendukung (rencana kudeta). Pemerintah menduga para perencana itu bersekutu dengan pemberontak komunis dalam upaya untuk memecat Arroyo, demikian laporan sejumlah kantor berita transnasional. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006