Pekanbaru (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Pemerintah Riau menyebutkan jumlah penderita radang paru-paru (pneumonia) di berbagai wilayah kabupaten dan kota di provinsi itu terus mengalami peningkatan dari sekitar 300 jiwa menjadi 769 orang.

"Peningkatan jumlah penderita pneumonia itu meningkat seiring terjadinya penurunan kualitas udara akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Riau," kata Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan pada Dinkes Riau, Dewani kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Penderita radang paru-paru tersebut, paling banyak ada di Pekanbaru (412 orang), Siak (33 orang), Dumai (74), Bengkalis (33), Rokan Hulu (1), Meranti (59), Rokan Hilir (11), Pelalawan (131), Kampar (37), dan Indragiri hilir hanya ada tujuh penderita.

Sementara untuk dua kabupaten yakni Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi, kata dia, sejauh ini masih belum melaporkan data penderita pneumonia.

Dewani mengataka, selain radang paru-paru, penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang diduga disebabkan turunnya kualitas udara di Riau juga turut meningkat yakni dari sekitar 10 ribu orang menjadi lebih 13 ribu.

"Untuk khusus penderita ISPA, saat ini meningkat jadi sekitar 13.951 orang juga tersebar di sepuluh kabupaten dan kota," katanya.

Penderita ISPA di Pekanbaru, kata dia, ada sebanyak 920 orang, sementara di Kabupaten Siak ada sekitar 1.883 orang.

Kemudian di Kabupaten Bengkalis sekitar 2.947 orang, Dumai (1.554), Rokan Hulu (884), Meranti (1.115), Rokan Hilir (723), Pelalawan (1.977), Kampar (2.863), serta Kabupaten Indragiri Hilir ada sebanyak 85 orang.

Sementara untuk jenis penyakit lainnya seperti asma dan iritasi mata, saat ini jumlahnya mencapai 715 dan 698 orang.

"Kondisinya juga sama, jauh meningkat dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Kemungkinan juga masih akan terus bertambah," katanya.

Untuk mengatasi berbagai penyakit akibat kabut asap tersebut, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah atau gedung.


Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013