Jika tuntutan rakyat tidak dipenuhi dalam masa tersebut... (angkatan bersenjata) akan mengumumkan peta jalan untuk masa depan
Kairo (ANTARA News) - Angkatan Bersenjata Mesir pada Senin memperingatkan bahwa pihaknya akan melakukan campur tangan jika tuntutan rakyat tidak dipenuhi dalam waktu 48 jam.
Peringatan itu dikeluarkan setelah jutaan orang turun ke jalan menuntut Presiden Mohamed Moursi mengundurkan diri.
Dalam pernyataan yang dibacakan di televisi pemerintah, angkatan bersenjata menekankan "imbauan agar tuntutan rakyat dipenuhi dan memberikan (semua pihak) waktu 48 jam, itu adalah kesempatan terakhir, untuk menjalankan tanggung jawab bagi situasi yang dialami negara ini."
"Jika tuntutan rakyat tidak dipenuhi dalam masa tersebut... (angkatan bersenjata) akan mengumumkan peta jalan untuk masa depan serta langkah-langkah untuk mengawasi penerapannya," kata pernyataan itu.
Pada 23 Juni lalu, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, menteri pertahanan yang juga kepala angkatan bersenjata Mesir, memperingatkan bahwa militer akan turun tangan untuk mencegah terjadinya kerusuhan di negara itu.
Mesir saat ini terpecah tajam antara para pendukung Moursi dan oposisi.
Tentara sebelumnya telah memberikan waktu satu minggu bagi semua pihak untuk mempertemukan perbedaan-perbedaan di antara mereka.
"Minggu ini, tidak ada tanda-tanda melalui sikap maupun tindakan," kata tentara.
"Membuang-buang lebih banyak waktu hanya akan semakin memecah belah... yang telah kami peringatkan dan terus peringatkan jangan sampai terjadi," kata tentara.
Militer Mesir mengatakan penerapan peta jalan yang dibuatnya akan dijalankan "dengan melibatkan semua pihak dan perkembangan-perkembangan nasional, termasuk kalangan muda, yang sudah dan terus memajukan revolusi yang mulia."
Di Lapangan Tahrir, ribuan pengunjuk rasa anti-Moursi menyambut pernyataan itu dengan luapan kegembiraan.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013