Jakarta (ANTARA) - Universitas MH Thamrin (UMHT) kini memiliki Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Center, sebagai pusat penunjang untuk mahasiswa Fakultas Kesehatan dan Magister Manajemen (S2) agar memiliki kompetensi sesuai standarisasi internasional.
"Upaya mewujudkan Indonesia Emas salah satunya harus dilakukan melalui sektor pendidikan, yakni memastikan ketersediaan SDM unggul yang memiliki kompetensi, integritas, dan mampu bersaing tak hanya di skala nasional tetapi juga di skala regional dan internasional," kata Rektor UMHT Daeng Muhammad Faqih dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Daeng mengatakan pusat OSCE dilengkapi berbagai fasilitas yang mendukung seperti ruang simulasi, peralatan medis, hingga manekin. Ruang simulasi di OSCE menyerupai pengaturan klinikal, yang akan membuat mahasiswa berlatih keterampilan klinis secara realitas.
Baca juga: Pakar: Layanan kesehatan harus dikembangkan sesuai ilmu pengetahuan
Mahasiswa juga akan diuji melalui serangkaian stasiun atau pos yang berbeda. Mereka akan dihadapkan pada skenario-skenario klinis yang simulatif.
"Ke depan UMHT pun dapat mengambil peran dalam menyokong ketahanan dan kemandirian kesehatan tingkat nasional," kata dia.
Ia menyatakan selain memastikan semua fasilitas penunjang diselaraskan dengan standar internasional, UMHT juga membangun kerja sama dengan berbagai institusi terbaik di bidangnya, baik dalam maupun luar negeri.
UMHT juga menjalin kerja sama dengan lima institusi di berbagai negara, di antaranya Sulaiman Al Habib Hospital Riyadh, Arab Saudi dan Haror Hokushin, Jepang.
Baca juga: Mahasiswa UGM kembangkan teknologi PsyBot bantu atasi kesehatan mental
"Jalinan kerja sama ini menjadi tanda bahwa lulusan UMHT memenuhi standar yang ditetapkan institusi-institusi tersebut," katanya.
Ia menyampaikan bahwa UMHT saat ini sedang mempersiapkan untuk membuka Fakultas Hukum dan masih menunggu perizinan untuk Fakultas Kedokteran.
Daeng Faqih menyebut pihaknya sudah mempersiapkan fasilitas seperti elektromedik yang mampu menyediakan tenaga monitoring alat kesehatan, maintenance, service, dan kalibrasi.
Baca juga: Mahasiswa UMM buat inovasi alat "Medical Check Up" Mandiri
"Di Indonesia belum ada institusi yang mampu menghasilkan tenaga yang mendesain dan memproduksi alat. Harus ada dorongan dari pemerintah untuk mulai menyediakan pendidikan S3 elektromedik. Jadi, bukan hanya tenaga yang memodifikasi alat yang ada," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023