Harus ada kemungkinan hidup berdampingan secara damai antara Israel sebagai sebuah negara dan negara Palestina
Cologne, Jerman (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengkritik pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan menyerukan solusi dua negara untuk Israel dan Palestina.
"Dalam pandangan kami, harus ada solusi dua negara. Harus ada kemungkinan hidup berdampingan secara damai antara Israel sebagai sebuah negara dan negara Palestina," lapor kantor berita Jerman DPA mengutip ucapannya saat mengunjungi Nuthetal di negara bagian Brandenburg.
"Ini juga demi kepentingan terbaik Israel."
Scholz mengkritik pembangunan pemukiman ilegal baru yang dilakukan Israel di wilayah Palestina.
"Kami tidak menginginkan pemukiman baru di Tepi Barat," kata Scholz.
Dia juga sudah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa situasi kemanusiaan di Gaza harus segera diperbaiki.
Baca juga: Potret Timur Tengah: Serangan Israel hancurkan Khan Younis di Gaza
"Dalam panggilan telepon dengan PM Netanyahu, saya meyakinkan dia mengenai solidaritas penuh bersama rakyat Israel dan menekankan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan situasi kemanusiaan di Gaza," kata Scholz dalam X setelah percakapan tersebut.
"Gencatan senjata kemanusiaan bisa memberikan perbaikan yang signifikan," tambahnya.
Israel menewaskan setidaknya 12 ribu warga Palestina dalam serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak serangan mendadak 7 Oktober yang dilakukan oleh Hamas.
Angka resmi korban tewas di Israel mencapai sekitar 1.200 orang.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid dan gereja rusak atau hancur akibat serangan tanpa henti Israel di kantong Palestina yang terkepung tersebut.
Blokade Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air ke Gaza, serta mengurangi pasokan bantuan hingga hanya sedikit.
Israel menolak seruan gencatan senjata sampai sandera yang ditangkap oleh Hamas dibebaskan.
Baca juga: Kisah bidan Qeshta, bantu kelahiran dan melahirkan di Gaza
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023