Kemarin pakai karcis sobek lebih cepat, tidak perlu ada antrean. Sekarang memang lebih modern, tapi juga ribet,"
Bekasi (ANTARA News) - Petugas Stasiun Kota Bekasi, Jawa Barat, masih menemukan sejumlah calon penumpang yang kebingungan di hari perdana penerapan layanan tiket elektronik Commuter Line, Senin.
"Pergantian sistem tiket konvensional ke eletronik ini masih menimbulkan kebingungan calon penumpang. Tapi ini hal yang wajar karena masih hari pertama," kata petugas penjaga gerbang tiket elektronik Stasiun Bekasi, Witono, di Bekasi.
Menurutnya, calon penumpang masih banyak yang mempertanyakan tentang sistem kerja gerbang tiket elektronik.
"Calon penumpang masih banyak mempertanyakan bedanya kartu `single trip` atau `multi trip`," katanya.
Menurut dia, pembelian kartu "single trip" prosesnya cukup memakan waktu karena setiap penumpang harus dicatat stasiun tujuannya guna menyesuaikan tarif yang harus mereka bayar.
Sedangkan, penumpang Commuter Line yang telah memiliki kartu "multi trip" bisa langsung masuk melalui gerbang elektronik tanpa harus mengantre lagi di loket.
Dikatakan Witono, calon penumpang juga masih banyak yang salah mengoperasikan sensor kartu pada gerbang tiket elektronik.
"Sebab, kartu multi trip dan single trip memiliki letak sensor yang berbeda untuk mendeteksi besaran ongkos yang akan dipotong dari pulsa kartu," katanya.
Menurutya, kondisi itu telah mengakibatkan antrean panjang di sekitar loket dan gerbang tiket elektronik yang berlokasi di wilayah utara dan selatan stasiun.
"Antrenya bisa sampai 50 meter lebih di masing-masng gerbang," katanya.
Pihak stasiun akhirnya berinisiatif memundurkan jadwal pemberangkatan kereta selama lima menit.
Selama antrean panjang terjadi pada pukul 6.00 WIB-10.00 WIB, ada sekitar 20 perjalanan yang jadwal keberangkatannya diundur selama lima menit.
"Kami paham, para penumpang ini mengejar waktu masuk kantor. Kasihan mereka harus mengantre lama tapi tak diberi toleransi," kata Kepala Stasiun Kota Bekasi, Hariyanto.
Pemberlakuan sistem baru ini dikeluhkan oleh penumpang Commuter Line, Nuril (26), warga Pondok Hijau Kota Bekasi.
"Kemarin pakai karcis sobek lebih cepat, tidak perlu ada antrean. Sekarang memang lebih modern, tapi juga ribet," kata penumpang setia Commuter Line jurusan Sudirman, Jakarta ini.
Perihal penurunan tarif, ia menyambutnya positif. Namun ia menyarankan agar gerbong atau jadwal perjalanan kereta diperbanyak.
"Waktu tarifnya flat Rp8.500 saja sudah sering berdesakan. Apalagi tarifnya jadi lebih murah, harga BBM naik, pasti banyak yang beralih ke kereta. Bisa terbayang penuhnya seperti apa jika tak ada penambahan gerbong atau kereta," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013