Orang seperti itu semestinya dilindungi"
Berlin (ANTARA News) - Pemimpin oposisi Jerman dari Partai Hijau menyatakan bahwa Eropa akan menjadi tempat penampungan yang aman bagi mantan kontraktor dinas rahasia AS Edward Snowden yang langkahnya membocorkan program spionase AS telah membuat sekutu-sekutu AS kebakaran jenggot.
Juergen Trittin, ketua parlemen dan kandidat kanselir dari Partai Hijau yang adalah partai ketiga terbesar di Jerman berkata kepada televisi Jerman bahwa mantan kontraktor Dewan Keamanan Nasional AS (NSA) berusia 30 tahun itu tidak semestinya mencari suaka politik ke negara-negara despotis (kacau balau).
"Adalah menyakitkan bagi kaum demokrat melihat seseorang yang berjuang demi demokrasi, dan dalam pandangan kami, telah membongkar pelanggaran besar hak-hak asasi, mesti mengungsi ke negara-negara despotis yang bermasalah dengan hak-hak asasinya sendiri," kata Trittin seperti dikutip Reuters.
"Orang seperti itu semestinya dilindungi," kata dia. "Itu demi Tuan Snowden. Dia mesti memperoleh penampungan aman di sini di Eropa karena dia telah berjasa kepada kita dengan membuka serangan besar kepada warga dan perusahaan-perusahaan Eropa. Jerman, sebagai bagian dari Eropa, bisa melakukan itu."
Eropa memprihatinkan taktik spionase AS yang menurut majalah Jerman Der Spiegel telah menyadap komunikasi di kantor-kantor Uni Eropa di Washington, Brussels dan PBB, serta setengah miliar percakapan telepon, email dan sms di Jerman sendiri setiap bulan.
Fakta ini membuat marah mitra-mitra asing AS, termasuk Jerman yang punya kenangan buruk dengan praktik polisi rahasia Stasi di era Jerman Timur dan Gestapo di bawah Nazi dulu.
"Tak sepantasnya Anda memperlakukan mitra terdekat Anda seperti ini," kritik Martin Schulz, Presiden Parlemen Eropa kepada Radio Jerman, kepada AS.
Trittin mengatakan untuk menjawab langkah AS itu, Uni Eropa mesti menunda pertukaran data perbankan dan penerbangan dengan AS.
Dia juga mengatakan rencana membentuk zona perdagangan bebas Uni Eropa - AS harus dimurnikan untuk tujuan komersial, bukan untuk spionase, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013