Mombasa (ANTARA) - Banjir yang merendam jalan di Kota Mombasa, wilayah pesisir Kenya, membuat penumpang bus harus menggunakan tambang untuk menyelamatkan diri dari genangan air setinggi dada.

Penumpang lain yang naik ke atap bus sambil memakai payung dan jas hujan menunggu giliran untuk pindah ke tempat yang lebih aman di distrik Kisauni, sekitar 500 km dari Ibu Kota Nairobi.

Sedikitnya 46 orang tewas akibat banjir di Kenya sejak musim penghujan tiba kurang dari sebulan lalu, menurut kelompok bantuan Save the Children.

Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat.

Hujan deras yang memicu banjir bandang telah merendam kota-kota di seluruh Afrika Timur sehingga ratusan ribu orang terpaksa mengungsi.

Penduduk Kota Bamburi yang rumahnya terendam menyalahkan pemerintah karena gagal membuka dan memperbaiki saluran air.

"Kami dan tetangga saling bantu karena rumah kami hancur oleh banjir," kata warga bernama Abubakar Abdallah.

"...Kami tak tahu bagaimana malam berikutnya nanti."

Sumber: Reuters


Baca juga: Banjir bandang di Taman Nasional Hell's Gate Kenya menelan korban

Baca juga: Banjir tewaskan 186 orang di seluruh Kenya

Transisi ramah lingkungan, Kenya mulai beralih ke bus listrik

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023