Kuta (ANTARA News) - Indonesia masih menghadapi berbagai konflik bernuansa suku, agama, ras dan antar golongan (SARA), serta kecenderungan gerakan separatisme, kata Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPB) Provinsi Bali I Gusti Bagus Made Wiradharma.
"Era reformasi tidak saja mengarah perubahan dalam tatanan politik, tetapi di sejumlah daerah ada keinginan untuk mendapatkan hak otonomi khusus. Ancaman tersebut menimbulkan konflik-konflik yang berbau SARA," katanya saat memberi materi Konsolidasi, Monitoring dan Evaluasi PKP Kabupatan dan Kota di Kuta, Bali, Senin.
"Permasalahan ini harus dikelola dengan baik oleh masyarakat dan instansi terkait dalam upaya meredam konflik tersebut. Tentu dengan sikap bijaksana untuk menanggulangi sampai pada akar permasalahan," kata Wiradharma yang juga Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Wira Bhakti Denpasar.
Ancaman separatisme muncul semakin kuat ketika masa transisi dari orde baru ke orde reformasi, katanya
"Ini sudah menjadi permasalahan bangsa dan negara, tetapi semakin mencuat ketika era reformasi. Karena seiring semangat otonomi daerah memacu daerah-daerah yang memiliki potensi kekhususan dan sumber daya alam ingin mendapatkan hak tersebut untuk dapat mengelola daerahnya," kata mantan Ketua DPD KNPI Bali itu.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013