Riset ini diharapkan memberi perspektif baru bagi pemerintah dalam mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi anak melalui aplikasi digitalJakarta (ANTARA) -
"Riset ini diharapkan memberi perspektif baru bagi pemerintah dalam mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi anak melalui aplikasi digital," kata Direktur Enuma Indonesia Juli Adrian dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Literasi siber membantu milenial kritis di tengah polarisasi
Subjek dan sebaran responden dari riset ini difokuskan pada 18 sekolah atau taman bacaan masyarakat (TBM) dengan masing-masing tiga sekolah atau TBM di wilayah sub-urban dan terpencil, yakni Bekasi (Jawa Barat), Deli Serdang (Sumatera Utara), Magelang (Jawa Tengah), Ambon (Maluku), Nagekeo (Nusa Tenggara Timur), dan Malinau (Kalimantan Utara).
"Riset ini menegaskan komitmen kami untuk membantu perkembangan anak-anak yang diperkuat melalui pengalaman dan data dari seluruh sekolah di Indonesia. Kami percaya bahwa anak-anak berhak mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan secara mandiri melalui berbagai aktivitas," ujar Juli.
Ia menegaskan, pendidikan literasi dan numerasi harus bisa memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal, karena fondasi literasi penting untuk membantu anak dalam mengonsumsi dan mengolah ilmu pada tingkat pendidikan selanjutnya.
Dirinya meyakini bahwa hasil positif dari riset ini akan mendorong orang tua serta pendidik di tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) dan SD untuk turut menggunakan aplikasi digital dalam mengembangkan keterampilan dasar anak.
Baca juga: Kemenkominfo komitmen lindungi kelompok rentan dari bahaya "deep fake"
Sementara itu, Ketua Tim Riset Sekolah Enuma dari Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPPSDM) Bina Putera Utama, Dr. Muhammad Yusuf menyampaikan bahwa siswa yang lebih banyak menghabiskan waktu di aplikasi enuma mendapatkan hasil tes yang lebih tinggi.
"Di sekolah-sekolah yang durasi bermainnya lebih tinggi, itu hasil tesnya cenderung lebih tinggi pula, karena siswa semakin tertantang untuk menyelesaikan level-level yang lebih tinggi," kata Yusuf.
Ia berharap, nantinya sekolah-sekolah ini dapat meningkatkan frekuensi bermain anak di aplikasi agar anak-anak lebih mencintai kegiatan belajar sambil bermain.
Yusuf juga memaparkan, berdasarkan hasil riset yang dilakukan, siswa menyukai penggunaan sekolah enuma karena kemudahan penggunaan, daya tarik konten, penggunaan mandiri, dan mendorong peningkatan kemampuan.
"95,4 persen responden mengatakan penggunaan sekolah enuma mudah, 85,3 persen menyebutkan banyak tantangan dalam bermain sekolah enuma, dan 89 persen menyatakan bahwa sekolah enuma mudah diakses," tuturnya.
Enuma sebagai perusahaan edukasi yang berbasis di Korea, melaksanakan proyek pengembangan bisnis edukasi digital di Indonesia sebagai program solusi bisnis yang inklusif dengan dukungan oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA).
Baca juga: PT Timah serahkan 1.050 buku adat Bangka tingkatkan literasi siswa
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023