Kairo (ANTARA News) - Sebanyak empat orang tewas di Mesir Hulu pada Ahad (30/6), selama serangan bersenjata terhadap pemrotes anti-presiden di seluruh negeri tersebut, sementara lebih dari 250 orang lagi cedera.
Korban pertama, seorang pria muda yang berusia 20-an tahun, meninggal di rumah sakit setelah menderita luka parah dalam serangan bersenjata atas pemrotes terhadap Presiden Mohamed Moursi di Beni Suef, lapor Xinhua.
Sementara itu tiga orang lagi tewas dalam bentrokan antara pendukung dan penentang Moursi di Assiut di luar markas sayap politik Ikhwanul Muslimin, Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) --yang memerintah.
Pada hari yang sama Kementerian Kesehatan menyatakan lebih dari 250 orang cedera sejauh ini dalam protes anti- dan pro-presiden di Gubernuran Kairo, Iskandariya, Daqahliya, Gharbiya, Minufiya, Beheira, Fayoum, Assiut dan Beni Suef, demikian laporan Xinhua.
Ratusan ribu orang Mesir membanjiri bundaran utama di negeri itu pada peringatan pertama pemerintahan presiden yang berorientasi Islam pada Ahad. Pemrotes berusaha mendepak Presiden Moursi dari kekuasaan dan menyerukan pemilihan dini presiden.
Dalam protes terbesar yang telah disaksikan Mesir sejak protes 2011, yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak, pemrotes anti-Moursi menghadiri Bundaran At-Tahrir dan sekitar istana presiden di Kairo serta beberapa bundaran di gubernuran lain.
Sementara itu, pemrotes pro-presiden melanjutkan aksi duduk pada hari ketiga berturut-turut di Bundaran Rabia al-Adawiya di Kota Nasr, Kairo, "untuk mempertahankan keabsahan" presiden pertama yang terpilih secara bebas.
Helikopter militer telah dikerahkan untuk terbang di atas pemrotes anti-Moursi di Bundaran At-Tahrir dan di dekat istana presiden sementara pemrotes melambaikan tangan ke arah helikopter tersebut.
Penentang Moursi menuduh dia dan Ikhwanul Muslimin, asal presiden itu, berusaha mengendalikan semua lembaga negara tanpa memberi ruang kepada kekuatan politik lain untuk ikut dalam proses pengambilan keputusan di negeri tersebut.
Sementara itu, pendukung Presiden Mesir tersebut menyatakan ia memperoleh keabsahan dari kotak suara sebagai pemenang pemilihan-umum -demokratis pertama di Mesir. Mereka menyatakan "keabsahan adalah garis merah" dan berikrar akan membela Moursi sampai titik darah penghabisan.
Di tempat lain, ratusan hakim menggelar protes di luar Mahkamah Agung di Kairo guna menentang apa yang mereka sebut "serangan yang dilancarkan Moursi terhadap lembaga kehakiman dan para hakim".
Pawai anti-presiden berlangsung sampai meliputi Gubernuran Iskandariya, Suez, Sharqiya, Ismailia, Daqahliya, Gharbiya, Minufiya, Beheira, Fayoum, Assiut dan Bei Suef, tempat pemrotes meneriakkan slogan anti-pemerintah.
Pemrotes juga mengibarkan spanduk dan kartu merah sebagai lambang untuk menyeru Presiden Moursi agar meletakkan jabatan.
Anggota masyarakat Mesir di Paris juga menggelar pawai anti-Moursi sementara yang lain melancarkan aksi untuk mendukung keabsahan Moursi. (C003/A016)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013