Selama pertandingan hari kedua yang digelar di Royale Jakarta Golf Club, Jakarta, pegolf yang akrab disapa Jowi tersebut terlihat banyak berdiskusi dengan caddy yang berada di sampingnya.
“Tahun kemarin pakai caddy dari relawan. Tahun ini mencoba caddy profesional. Pasti tadi ada diskusi yang benar-benar krusial karena satu shot lumayan penting. Kami berdiskusi agar bisa mengeksekusi shot dengan baik. Menghindari adanya bogey,” kata Jowi ketika ditemui usai pertandingan, Jumat.
Dia mengatakan bahwa caddy yang mendampinginya adalah seorang caddy asal Malaysia dan juga mantan caddy pegolf profesional asal Amerika Johannes Veerman.
Baginya, kehadiran caddy tersebut membantunya untuk menentukan taktik bermain yang akan ia lakukan, utamanya pada dua hole dalam pertandingan kedua hari ini.
“Saya pribadi lebih suka diatur kalau main. Pukul segini, jarak segini, pakai club ini. Saya memang tidak suka kalau harus mikir. Tinggal pukul saja lebih enak,” kata pegolf berusia 22 tahun tersebut.
Meski begitu, butuh penyesuaian di antara keduanya untuk menyamakan teknik serta persepsi ketika bertanding.
“Awal-awal karena masih ada keputusan di saya, kadang-kadang tidak kompak. Tapi sekarang dia sudah mulai mengerti, saya pribadi juga sudah mengerti. Pastinya butuh waktu,” kata Jowi.
Ia juga menuturkan, apabila kadang-kadang merasa panik, kehadiran caddy yang lebih santai dan menggunakan pikiran logis akan membantu pegolf saat bermain.
Terkait cuaca, Jowi juga mengaku sudah terbiasa dengan cuaca yang berubah-ubah. Pada pertandingan hari kedua, terpantau sempat turun hujan gerimis pada sekitar pukul 12.00 WIB setelah sempat panas terik, namun rintik air perlahan berkurang ketika pukul 15.00 WIB.
“Sudah lumayan terbiasa. Pekan lalu juga kan main di Malaysia, jadi lebih panas juga dari yang hari ini. Terus hujannya juga lebih deras, jadi sudah terbiasa,” kata dia.
Pada hari kedua BNI Indonesia Masters, Jowi mencetak skor 69 pukulan atau 2 di bawah par. Hasil tersebut menempatkannya di posisi ke-20 klasemen sementara dengan total 137 pukulan atau 5 di bawah par.
Sementara itu, pada hari pertama, Jonathan yang bermain di grup pertama menjadi pegolf Indonesia yang mencetak skor terendah, yakni 63 pukulan atau 3 under.
Baca juga: Jonathan Wijono fokus demi capai target 4 besar di Indonesian Masters
Baca juga: Jonathan Wijono targetkan masuk empat besar BNI Indonesian Masters
Baca juga: Hansel jadi pegolf Indonesia dengan posisi terbaik di Indonesia Open
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023