Seoul (ANTARA News) - Polisi Korea Selatan pada Sabtu menghentikan rencana peluncuran selebaran anti-Pyongyang (Korea Utara) menyusul ancaman pembalasan kekerasan oleh Utara.

Sekelompok pembelot dari Korea Utara dan aktivis hak asasi manusia AS mengatakan mereka akan menggunakan balon-balon diisi gas untuk menjatuhkan 200.000 selebaran yang mengecam Pyongyang di perbatasan yang tegang.

Tetapi regu polisi tak berseragam mencegah para aktivis saat mempersiapkan selebaran dan bahan-bahan lainnya untuk peluncuran dari sebuah truk bak terbuka di Imjingak, sebuah situs wisata dekat perbatasan.

Beberapa jam sebelumnya, militer Korea Utara memperingatkan akan menembak lokasi peluncuran, dan menuduh Selatan meningkatkan konfrontasi dengan Korea Utara.

Seorang aktivis terkemuka, Park Sang-Hak, menurut AFP, ditahan sebentar setelah ia mencoba mengendarai mobil melalui garis polisi untuk sampai ke tempat peluncuran yang direncanakan.

"Saya bertanya-tanya apa yang mereka begitu takuti. Apakah ilegal? Apa yang salah dalam apa yang kita lakukan", kata Thor Halvorssen, presiden Yayasan Hak Asasi Manusia (HRF) yang berbasis di New York kepada wartawan.

"Jika Korea Selatan akan melakukan segalanya karena ancaman dari Korea Utara, maka Korea Selatan adalah sandera. Korea Selatan bukan negara bebas", katanya.

Polisi menghentikan peluncuran serupa pada April dan Mei tahun ini, merujuk protes penduduk lokal yang tinggal di daerah tersebut.

Penduduk setempat menentang tindakan karena Korea Utara telah mengancam untuk menembaki lokasi yang digunakan untuk meluncurkan selebaran yang sering membawa pesan seperti seruan untuk pemberontakan terhadap rezim komunis.

(H-AK)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013