Jakarta (ANTARA News) - "Loe cemen kalo ga berani lompat," demikian sugesti sang teman berulang kali pada seorang gadis remaja bertubuh gempal. Pipinya yang tebal menyiratkan raut ketakutan.

"Loe, jangan gitu donk. Gua takut niy," ucap sang gadis sambil berpegang erat pada pagar besi bulat jembatan. Dia tidak sendiri, sejumlah temannya sudah setengah jam di puncak Jembatan Cinta Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta.

Di bawah, air laut terlihat kehijauan. Cukup tinggi, yakni sekitar tujuh meter. Puncak jembatan ini sangat cocok untuk menguji nyali wisatawan untuk melompat dan terjun ke bening air laut.

Melompat dari puncak Jembatan Cinta merupakan salah satu atraksi yang menarik di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Jembatan itu menghubungkan Pulau Tidung Besar ke Pulau Tidung Kecil.

Bagi mereka yang berjiwa romantis, menyusuri jembatan beton itu bisa merasakan sensasi alam yang indah. Di bawah ikan-ikan beraneka warna terlihat jelas di antara terumbu karang. Bentuk jembatan yang semula terbuat dari kayu itu juga tidak lurus, sengaja dibuat bersiku agar terlihat nyeni dan turun naik.

Pada puncak jembatan dijadikan ajang uji nyali, sekaligus tempat speed boat menghela banana boat atau donut boat berlalu ke laut lepas sebagai bagian dari sarana hiburan laut kontemporer.

Sudah lewat setengah jam, remaja puteri berbadan gempal dan berkulit hitam belum juga melompat sementara teman puterinya terus memotivasi. "Kamu sudah naik banana boat delapan kali, naik donuts boat tujuh kali, masak lompat dari sini aja gak berani," ucapnya sambil mengingatkan "prestasi" yang pernah diraih temannnya yang ketakutan.

Ketika ditanya, sang motivator mengatakan dia sudah meloncat sekali. "Gak mau coba lagi," Dia menggeleng kepala sambik berbisik, "Sakit jatuhnya."

Byuur. .. air laut di bawah berderai. Anak kecil kelas empat SD yang dari tadi juga takut, meloncat tanpa dinyana. Pelampung yang membelit tubuhnya segera mengangkat badannya ke permukaan. Dia mengacungkan tinjunya. "Yeeeee. . . aku berani," teriaknya.

Kondisi itu memberi semangat sang "motivator" untuk mendorong si gempal untuk loncat. "Tuuu. . . anak kecil aja berani, masak loe gak, siy." Baju si gempal yang tadi basah karena main banana boat kini mulai kering karena terlalu lama di puncak jembatan dan diterpa angin laut.

Pemandangan seperti ini akan ditemui di Jembatan Cinta, Tidung. Remaja lain, lelaki, menghentak kakinya berulang kali untuk mengusir tremor (getaran) yang datang karena takut. "Aduh, aku cuma pengen difoto, tapi takut," ujarnya.

Berwisata ke pulau, menikmati aroma laut, asinnya angin, camar terbang, ikan warna warni berenang, lalu dilengkapi dengan permainan atraktif yang menantang nyali adalah sarana pelepas lelah setelah didera kesumpekan kota.

Kelebihan lain dari Tidung adalah snorkeling. Tak jauh darinya terdapat Pulau Payung yang memiliki atol cukup luas merupakan tempat eksotik untuk menyelam dan menikmati terumbu karang. Bagi pemula sekalipun, menikmati terumbu dan warna-warni ikan terasa mudah.

Cukup mengenakan pelampung, kaca mata selam lalu pipa udara maka nyebur aja, tubuh akan mengambang, tatap ke bawah dan ikan-ikan mungil itu terlihat jinak dan tidak ngacir.


"Surga" Wisata

Sebagai negara kepulauan sudah selayaknya negeri ini menjadi surga wisata laut. Jakarta memiliki kepulauan yang sangat layak untuk dikembangkan. Potensi di Kepulauan Seribu sudah pantas jadi primadona.

Potensi itu bukan hanya layak wisatawan lokal tapi juga mancanegara. Diperlukan sentuhan dari Pemprov DKI Jakarta yang lebih intens untuk mengembangkan wisata laut di kepulauan seribu.

Salah satunya adalah Pulau Tidung yang merupakan rangkaian dari Kepulauan Seribu. Pulau yang berbentuk lempengan memanjang itu terdiri dari dua pulau yang berdekatan, yakni Tidung Besar dan Tidung Kecil.

Mencapai Tidung telatif mudah, yakni melalui pelabuhan rakyat di Muara Angke atau melalui Marina Ancol. Dari Muara Angke --sebagian besar wisatawan datang melalui pelabuhan ini-- kapal-kapal rakyat siap menanti. Kapal kayu yang mampu mengangkut 60 penumpang itu berangkat pukul 07:00 WIB dengan harga tiket Rp35.000.

Namun, wisata Pulau Tidung sebagian besar ditawarkan dalam paket, seperti dua hari satu malam, tiga hari dua malam dan seterusnya dengan harga yang relatif terjangkau.

Jika berangkat dari Marina Ancol maka biaya yang dikeluarkan relatif lebih besar karena penumpang menyeberang dengan boat cepat.

Tidung juga tidak hanya wisata, di dalamnya juga ada Mesjid Agung Nurul Huda yang dalam tahap penyelesaian. Masjid itu dihiasi kaligrafi indah serta hiasan dinding lain serta langit-langit kubah berhias awan dan langit biru.

Kelebihan lain dari Tidung adalah penduduknya yang ramah. Ini memang kekuatannya karena pengembangan berbasis masyarakat.

Paket wisata dikelola oleh penduduk setempat. Mereka bukan penonton tetapi pelaku karena travel, tiketing, pemandu, akomodasi dan lainnya dilakukan oleh penduduk.

Rumah penduduk yang dilengkapi AC dan kamar yang bersih membuat tamu jadi betah. Dan jangan dilewatkan juga, manisan ceremai, kelapa muda dan ikan bakar.

Di kapal kayu menuju Muara Angke sekelompok remaja berikrar, "ke Tidung mereka kan kembali". (*)

Oleh Erafzon SAS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013