Banjarmasin (ANTARA News) - Kapal angkut barang yang sandar di Dermaga Sudimampir Banjarmasin tenggelam dan diperkirakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Pemilik Kapal Angkut Barang, H Wahidin di Banjarmasin, Jumat mengatakan, kapal miliknya itu diperkirakan tenggelam di Sungai Martapura sekitar pukul 05.00 wita, Jumat dini hari.
Dari peristiwa tersebut sebagian besar barang-barang yang ada di dalam kapal itu belum sempat diselamatkan dan ikut tenggelam bersama kapal kedasar Sungai Martapura.
Namun sampai saat ini, barang-barang di kapal sedang dalam evakuasi untuk mengangkat ke permukaan guna dilihat apakah rusak atau masih bisa terpakai barang-barang tersebut.
"Kita sampai sekarang sedang melakukan evakuasi untuk mengangkat barang-barang yang ada di dalam kapal, dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu," terangnya saat di dermaga menunggu evakuasi barang.
Wahidin juga mengatakan, kejadian tenggelamnya kapal itu diduga bermula pada saat kapal sandar di Dermaga Sudimampir, pada saat itu ada speed boat yang melintas dan menimbulkan gelombang.
Pada saat speed boat melintas, kapal diduga oleng dan bagian depan kapal menghantam kayu ulin yang ada di depan kapal dan bagian depan kapalpun pecah dan air mulai masuk kebagian dalam kapal.
Kejadian kapal menghantam kayu ulin itu diperkirakan sekitar pukul 01.00 wita dini hari, dan sekitar pukul 05.00 wita, kapal mulai tenggelam bersamaan itu juga Sungai Martapura dalam keadaan pasang.
"Untungnya barang-barang semua yang ada di kapal itu milik keluarga-keluarganya saja, jadi penyelesaiannya bisa dilakukan cara kekeluargaan, tanpa harus kejalur hukum atau lainnya," ucapya.
Diterangkan, isi barang-barang yang ada didalam kapal tersebut diantaranya, kain-kain, celana, baju, tas, kasur serta sayur-sayuran yang rencananya mau dibawa ke daerah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Kalsel.
"Diperkirakan kerugian yang saya alami atas kejadian tenggelamnya kapal itu kemungkinan sekitar ratusan juta rupiah, dan untuk biaya evakuasi saja, yang saya keluarkan sampai saat ini sudah hampir Rp 10 juta," terang Wahidin.
(KR-GWB/H005)
Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013