Berdasarkan data dari Puskesmas Padang Serai terdapat 40 lebih warga yang sakit ISPA dan penyakit kulit karena polusi udara yang disebabkan stockpile batu bara terbakar dan mengandung zat berbahaya
Kota Bengkulu (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mencatat sebanyak 40 lebih warga Kelurahan Teluk Sepang terkena penyakit kulit dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akibat menghirup udara yang terkontaminasi stockpile batu bara yang terbakar.

"Berdasarkan data dari Puskesmas Padang Serai terdapat 40 lebih warga yang sakit ISPA dan penyakit kulit karena polusi udara yang disebabkan stockpile batu bara terbakar dan mengandung zat berbahaya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani di Bengkulu, Kamis.

Oleh karena itu pihaknya meminta seluruh masyarakat di Kota Bengkulu, khususnya di Kelurahan Teluk Sepang, agar menggunakan masker saat melakukan aktivitas sehari-hari serta mengkonsumsi air putih yang banyak.

Selain itu masyarakat juga diminta untuk menjauhi lokasi terbakarnya stockpile batu bara yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sepang.

Baca juga: Warga Teluk Sepang laporkan jebolnya kolam limbah PLTU ke Gakkum KLHK

"Intinya warga setempat harus menjauhi lokasi tersebut, jangankan batu bara, asapnya saja kita harus segera menjauh, sebab kalau kita dekat akan sesak nafas," ujarnya.

Sebab, terang Joni, jika masyarakat terus menerus menghirup polusi dari terbakarnya stockpile batu bara dapat menimbulkan kanker kulit dan penyakit lainnya.

"Kalau obat-obatan itu bukan solusi, mereka harus mengungsi ke tempat yang lebih aman sebab jika mereka tiap hari menghirup polusi tersebut secara terus menerus, takutnya dapat menimbulkan kanker paru-paru dan penyakit lainnya," ujar Joni.

Ia juga meminta pihak terkait untuk segera menindak pelaku penyebab kebakaran stockpile batu bara tersebut. Diketahui lokasi stockpile batu bara PLTU Teluk Sepang berjarak 20 meter dari pemukiman warga.

Baca juga: Kolam pembuangan limbah PLTU Teluk Sepang Bengkulu sebabkan abrasi

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023