Jakarta (ANTARA) - Microsoft pada Rabu (15/11) mengumumkan sepasang chip komputasi yang didesain khusus, bergabung dengan perusahaan teknologi besar lainnya yang membawa teknologi kunci ke dalam perusahaan mereka.

Microsoft menyatakan tidak berencana untuk menjual chip tersebut, melainkan akan menggunakannya untuk menggerakkan penawaran perangkat lunak langganan sendiri dan sebagai bagian dari layanan komputasi awan Azure.

Di konferensi pengembang Ignite di Seattle, Microsoft memperkenalkan chip baru, bernama Maia, untuk mempercepat tugas komputasi kecerdasan buatan dan menjadi dasar untuk layanan "Copilot" seharga 30 dollar AS (Rp468 ribu) per bulan untuk pengguna perangkat lunak bisnis, serta bagi pengembang yang ingin membuat layanan kecerdasan buatan kustom.

Baca juga: Microsoft perbaiki fitur Excel yang rusak data ilmiah

Chip Maia dirancang untuk menjalankan model bahasa besar, jenis perangkat lunak kecerdasan buatan yang mendasari layanan Azure OpenAI Microsoft dan merupakan produk dari kolaborasi Microsoft dengan pembuat ChatGPT, OpenAI.

Microsoft dan perusahaan teknologi besar lainnya seperti Alphabet berjuang dengan biaya tinggi penyediaan layanan kecerdasan buatan, yang bisa 10 kali lebih besar daripada layanan tradisional seperti mesin pencari.

Eksekutif Microsoft mengatakan mereka berencana untuk mengatasi biaya tersebut dengan mengarahkan hampir semua upaya perusahaan untuk menyematkan kecerdasan buatan dalam produk-produknya melalui seperangkat model dasar kecerdasan buatan yang umum. Chip Maia, kata mereka, dioptimalkan untuk pekerjaan tersebut.

"Kami berpikir ini memberi kami cara untuk memberikan solusi yang lebih baik kepada pelanggan kami yang lebih cepat, lebih rendah biayanya, dan lebih berkualitas," kata wakil presiden eksekutif kelompok cloud dan kecerdasan buatan Microsoft, Scott Guthrie.

Microsoft juga mengumumkan bahwa tahun depan mereka akan menawarkan layanan cloud untuk pelanggan Azure yang dijalankan pada chip flagship terbaru dari Nvidia dan Advanced Micro Devices. Microsoft mengatakan sedang menguji GPT 4 - model tercanggih OpenAI - pada chip AMD.

"Ini bukan sesuatu yang menggantikan Nvidia," kata CEO firma analis Creative Strategies, Ben Bajarin.

Dia mengatakan chip Maia akan memungkinkan Microsoft menjual layanan kecerdasan buatan di awan sampai komputer pribadi dan ponsel cukup kuat untuk menanganinya.

"Microsoft memiliki peluang inti yang sangat berbeda di sini karena mereka menghasilkan banyak uang per pengguna untuk layanan tersebut," kata Bajarin.

Chip kedua Microsoft yang diumumkan pada hari Selasa ini dirancang untuk menjadi penghemat biaya internal dan jawaban bagi pesaing utama Microsoft di awan, Amazon Web Services.

Diberi nama Cobalt, chip baru ini adalah unit pemrosesan pusat (CPU) yang dibuat dengan teknologi dari Arm Holdings. Microsoft mengungkapkan pada hari Rabu bahwa mereka telah menguji Cobalt untuk menggerakkan Teams, alat pesan bisnis mereka.

Tetapi Guthrie dari Microsoft mengatakan perusahaannya juga ingin menjual akses langsung ke Cobalt untuk bersaing dengan seri chip internal "Graviton" yang ditawarkan oleh Amazon Web Services (AWS).

"Kami merancang solusi Cobalt kami untuk memastikan bahwa kami sangat kompetitif baik dari segi kinerja maupun harga kinerja (dibandingkan dengan chip Amazon)," kata Guthrie.

AWS akan mengadakan konferensi pengembangnya sendiri akhir bulan ini, dan juru bicara mengatakan bahwa chip Graviton mereka sekarang memiliki 50.000 pelanggan.

"AWS akan terus berinovasi untuk memberikan generasi chip yang dirancang AWS ke depan untuk memberikan kinerja harga yang lebih baik untuk apa pun beban kerja pelanggan butuhkan," kata juru bicara itu setelah Microsoft mengumumkan chip mereka.

Microsoft memberikan sedikit detail teknis yang memungkinkan pengukuran daya saing chip tersebut dibandingkan dengan chip pembuat tradisional.

Wakil presiden korporat untuk sistem perangkat keras dan infrastruktur Azure, Rani Borkar mengatakan keduanya dibuat dengan teknologi manufaktur 5 nanometer dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Co.

Dia menambahkan bahwa chip Maia akan dihubungkan dengan kabel jaringan Ethernet standar, bukan teknologi jaringan Nvidia kustom yang lebih mahal yang digunakan Microsoft dalam superkomputer yang dibangun untuk OpenAI.

"Anda akan melihat kami lebih banyak mengikuti jalur standarisasi," kata Borkar. Demikian disiarkan Reuters, Kamis (16/11) waktu setempat.

Baca juga: Microsoft ungkap strategi melindungi integritas pemilu tahun 2024

Baca juga: Microsoft sebut AI generatif bantu kapasitas perekonomian Indonesia

Baca juga: Pendapatan Microsoft naik 13 persen

Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023