Jika pemuda itu membutuhkan perlindungan kemanusiaan dan yakin bahwa dia bisa datang ke Venezuela,"
Caracas (ANTARa News) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Kamis, mengulang tawarannya untuk memberikan suaka kepada buronan pembocor informasi intelijen Amerika Serikat Edward Snowden, yang dipujinya sebagai "pemuda pemberani."
"Jika pemuda itu membutuhkan perlindungan kemanusiaan dan yakin bahwa dia bisa datang ke Venezuela," maka Venezuela "siap untuk melindungi pemuda berani ini sesuai aturam kemanusiaan sehingga masyarakat dapat mengetahui kebenaran," dan penderitaannya bisa berakhir, kata Maduro.
Otoritas Amerika Serikat menginginkan Snowden karena yang bersangkutan membocorkan rincian program pengawasan Amerika Serikat yang luas.
Kremlin mengatakan ia telah berada di zona transit Bandara Sheremetyevo, Moskow, sejak ia tiba melalui penerbangan dari Hong Kong pada Minggu, meskipun ia tidak muncul di publik dan gagal naik pesawat ke Havana pada Senin.
Ekuador tampaknya akan menjadi tujuan Snowden yang paling memungkinkan, tapi Presiden Rafael Correa, Kamis, mengatakan bahwa pemerintahnya belum membahas kasusnya.
Maduro menggambarkan tindakan Snowden sebagai "pemberontakan untuk kebenaran," dan mewakili "sesuatu yang terjadi di kalangan pemuda Amerika."
Pemerintah sayap kiri Ekuador menarik diri, keluar, dari pakta perdagangan dengan Amerika Serikat pada Kamis, mengklaim pihaknya telah menjadi instrumen dari "pemerasan" saat Quito mempertimbangkan tawaran suaka kepada Snowden itu.
Negara Andean itu namun membantah laporan bahwa ia memberikan dokumen perjalanan "aman" untuk mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional itu dan mengatakan tidak akan dapat memproses tawaran suaka sampai yang bersangkutan memasuki wilayah Ekuador.
Maduro menyatakan dukungan bagi rekannya di Ekuador.
"Rekan Rafael Correa, dapat mengandalkan kami ... untuk semua dukungan yang diperlukan," katanya.
Venezuela pada saat yang sama berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat, dan pada awal Juni mengumumkan akan ada pembicaraan yang mungkin bisa mengarah pada pertukaran duta besar pertama kalinya antara kedua negara sejak 2010, demikian AFP.
(G003/H-RN)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013