Palu (ANTARA News) - Sugiatno, buron kasus kekerasan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mengaku pernah mengikuti latihan menembak yang dipimpin Santoso, pemimpinan kawanan sipil bersenjata yang juga diduga sebagai otak pemboman di depan Mapolres Poso.
Sugiatno menyerahkan diri, Kamis malam (27/06/13), diantar adiknya, Sukamto.
Kepala Polres Poso AKBP Susnadi di Poso Jumat mengatakan, Sugiatno saat itu diterima oleh Kepala Staf Kodim 1307/Poso Mayor Inf Awal Alauddin dan sejumlah personel TNI.
Sugiyatno bermalam di Kodim 1307/Poso dan telah menjalani pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan, Sugiyatno mengaku pernah mengikuti latihan menembak menggunakan senjata M16 di Gunung Mauro, Kecamatan Poso Pesisir.
Latihan itu dipimpin Santoso pada 2012. Santoso adalah pemimpin kawanan sipil bersenjata di Poso yang saat ini menjadi buronan paling dicari aparat.
Sugiyatno sendiri telah menghilang sekitar enam bulan semenjak namanya masuk ke dalam daftar pencarian orang kasus terorisme di Poso.
Pria asal Desa Kalora ini mengaku pernah bersembunyi di Gorontalo, Kendari, dan beberapa kabupaten di Sulawesi Tengah.
Dalam masa pelariannya, pria beranak tiga ini bekerja serabutan seperti tukang bangunan dan buruh di perusahaan tambang, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyerahkan diri.
Sugiatno mengaku menyerahkan diri karena pengaruh orangtua dan keluarganya. Selama masa pelariannya itu, dia juga mengaku telah putus komunikasi dengan Santoso.
Kapolres Susnadi memperkirakan Santoso dan anak buahnya masih berada di Kabupaten Poso dan sekitarnya.
Santoso diduga menjadi otak bom bunuh diri di Mapolres Poso pada 3 Juni 2013, serta sejumlah kasus kekerasan di Kabupaten Poso dan Kota Palu.
Pada Februari 2013, Imran, seorang buron yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus kekerasan Poso, juga telah menyerahkan diri ke Mapolres Poso ditemani orang tuanya.
Saat ini masih terdapat 19 buron kasus kekerasan Poso yang masih bersembunyi di hutan-hutan.
Pewarta: Riski Maruto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013