Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning menyambut baik laporan dari "China Chamber of Commerce to the EU" (CCCEU) mengenai daftar perusahaan China yang beroperasi di Uni Eropa secara sehat dan stabil.
"Kami telah mencatat laporan CCCEU. Kami gembira melihat perusahaan-perusahaan China di Eropa secara umum beroperasi dengan sehat dan stabil. Semakin banyak perusahaan China yang telah meningkatkan kerja sama di sektor lingkungan, ekonomi digital, inovasi sains dan teknologi, pembangunan berkelanjutan serta secara aktif memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan rutin kepada media di Beijing, China pada Rabu.
Pada Selasa (14/11), CCCEU mengeluarkan laporan tahunan yang menunjukkan peringkat perusahaan China terhadap lingkungan bisnis UE menurun selama empat tahun berturut-turut, meskipun dengan laju yang lebih lambat.
Dari sekitar 180 perusahaan yang disurvei, 90 persen melaporkan peningkatan pendapatan di UE, jauh lebih tinggi dibandingkan 70 persen perusahaan pada tahun lalu dan dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen dari mereka berrencana untuk berinvestasi lebih banyak.
"Perusahaan China telah membantu menciptakan lapangan kerja di UE dan membantu kesejahteraan masyarakat. Perusahaan China juga sudah menjadi peserta penting dalam pemulihan dan transisi UE," ungkap Mao Ning.
Perusahaan-perusahaan yang disurevei antara lain Haitong Bank, OPPO, ZTE, Tencent, BOE Technology, Vivo, Baidu, Xiaomi, Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) dan perusahaan lain.
"Namun pada saat yang sama, laporan ini juga menunjukkan kekhawatiran perusahaan-perusahaan China di UE, termasuk kecenderungan di UE untuk mempolitisasi isu-isu perdagangan dan menyalahgunakan konsep keamanan nasional dan isu-isu terkait lingkungan bisnis seperti seperti kolaborasi riset dan tekonologi yang gagal dan kurangnya efisiensi dalam layanan dan komunikasi," jelas Mao Ning.
Mao Ning mengatakan China dan UE merupakan kekuatan penting dalam mendorong perekonomian dunia yang terbuka dan mempertahankan aturan perdagangan multilateral.
"Kedua belah pihak perlu bersama-sama menegakkan arah globalisasi ekonomi secara benar, mendorong liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, mengurangi hambatan yang ada, menghindari hambatan baru, serta mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan di tingkat yang lebih tinggi," tambah Mao Ning.
Ia berharap UE akan memperhatikan saran dalam laporan CCCEU dan menanggapi seruan dari perusahaan-perusahaan China agar bertindak sesuai dengan aturan ekonomi pasar, menjaga pertumbuhan hubungan ekonomi dan perdagangan China-UE yang sehat dan stabil.
"Termasuk memberikan lingkungan bisnis yang stabilbagi perusahaan China yang berinvestasi atau beroperasi di UE," ungkap Mao Ning.
Dalam laporan itu disebutkan secara umum sekitar 63 persen perusahaan China yang beroperasi di benua tersebut merasa terganggu oleh kebijakan "pengurangan risiko" Uni Eropa.
Hampir separuh responden menyatakan lingkungan politik UE semakin memburuk selama setahun terakhir. Mereka menghubungkan hal tersebut dengan pendekatan "pengurangan risiko", kompleksitas kebijakan, dan meningkatnya hambatan perdagangan.
Berdasarkan temuan tersebut, laporan tersebut menganjurkan UE untuk menghindari politisasi permasalahan bisnis, khususnya di bidang penting seperti teknologi informasi dan komunikasi, kendaraan listrik dan energi terbarukan.
Dengan menekankan perlunya kolaborasi, laporan ini mendesak China dan UE untuk memanfaatkan momentum positif dengan melanjutkan kerja sama di semua tingkatan serta menggarisbawahi pentingnya memperkuat rasa saling percaya untuk secara kolektif mengatasi tantangan global yang mencakup geopolitik, perubahan iklim, krisis energi dan ketahanan pangan.
Baca juga: China akan gunakan presidensi DK PBB tanggapi serangan ke RS Al-Shifa
Baca juga: Output industri China naik 4,6 persen pada Oktober 2023
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023