kita sudah membuat titik pengungsian untuk mereka mengevakuasi diri

Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bersiaga hingga di level kelurahan guna persiapan mitigasi risiko puncak musim hujan yang kemungkinan terjadi pada Februari 2024.

Menurut Ketua subkelompok Urusan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Embai Suhaimi, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan edukasi terhadap para warga kelurahan, termasuk lurahnya, untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat serta aparatur tingkat kelurahan.

"Artinya kita sudah memberikan beberapa itu semacam pembekalan untuk menjadi kelurahan tangguh bencana. Nah, di situ masyarakat kita bekali dengan suatu saat terjadinya bencana, dari bencana, pra bencana, kemudian saat terjadinya bencana, kemudian setelah," kata Embai dalam acara webinar berjudul Kesiapsiagaan Menghadapi Puncak Musim Hujan dan Rob 2023-2024 yang ditayangkan di kanal Youtube resmi BPBD DKI Jakarta.

Dia menjelaskan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa puncak musim hujan adalah Februari. Oleh karena itu, ujarnya, mereka melakukan sejumlah upaya mitigasi sejak jauh-jauh hari, seperti persiapan di tingkat kelurahan, salah satunya melalui edukasi.

Adapun topik edukasi yang diberikan adalah cara membuat tenda. Selain itu, mereka juga telah memasang sejumlah rambu-rambu kebencanaan di beberapa kelurahan yang dinilai rentan terkena bencana banjir, yaitu sebanyak 20 kelurahan.

BPBD DKI juga sudah mengerahkan anggota-anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana ke kelurahan-kelurahan guna mendekatkan diri pada warga, guna menciptakan kelurahan yang tangguh menghadapi bencana.

Mereka juga telah mengecek dan memastikan kesiapan logistik, seperti perahu-perahu, agar dapat digunakan saat situasi bencana.

"Dan kita sudah membuat titik pengungsian untuk mereka mengevakuasi diri," katanya.

Dia berharap, dengan persiapan-persiapan semacam itu, maka masyarakat dapat mengantisipasi apabila terjadi fenomena-fenomena alam seperti curah hujan yang tinggi yang disebutkan oleh BMKG, serta risiko terjadinya banjir rob yang diprediksi oleh Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal).

Dalam acara yang sama, BMKG mengatakan bahwa pihaknya memprediksi puncak musim penghujan pada Februari. DKI Jakarta memiliki curah hujan yang rendah dibandingkan daerah sekitarnya, namun perlu mewaspadai curah hujan tinggi dari arah selatan DKI Jakarta, yaitu Bogor dan sekitarnya. Selain itu, hujan di arah selatan DKI Jakarta datang lebih awal dibandingkan hujan di Jakarta.

"Meski, DKI itu sendiri kategori prediksi masih rendah, kemudian menengah, tapi ternyata untuk wilayah selatan, kategorinya tinggi, untuk Desember, Januari 2024 dan apalagi Februari tahun depan," ujar Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin.

Dia menjelaskan, curah hujan yang tinggi, apabila disertai dengan rob, makanya risiko terjadinya genangan dan banjir sangat tinggi.

Baca juga: Kali Ciliwung meluap mengakibatkan empat kelurahan di Jaktim terendam

Baca juga: Hujan guyur Jakarta, pintu air Pulogadung siaga tiga

Baca juga: BPBD DKI siapkan alat berat antisipasi banjir di 25 kelurahan

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023