Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi, menguat menjadi Rp9.235/9.245 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.245/9.250 atau naik 10 poin.
"Kenaikan rupiah terhadap dolar yang tidak besar menunjukkan bahwa mata uang lokal itu akan stabil pada kisaran antara Rp9.200 per dolar AS hingga Rp9.250," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega, Kostaman Thayib, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan spekulasi beli rupiah didukung oleh kenaikan bursa saham Asia akibatnya membaiknya bursa Wall Street, sehingga menekan dolar AS.
"Kami optimis pasar akan mendukung kenaikan rupiah lebih lanjut, setelah dua hari lalu melemah, akibat konflik di kawasan Timur Tengah yang makin memanas," katanya.
Rupiah, lanjutnya kemungkinan sulit untuk bisa kembali dibawah level Rp9.200 per dolar AS, karena sentimen dari pasar internal sepi, sedangkan dari eksternal cenderung makin meningkat.
Apalagi Bank Sentral AS (The Fed) menurut rencana akan mengadakan pertemuan pada Agustus nanti yang akan membahas kenaikan suku bunga untuk ke 18 kali menjadi 5,5 persen, akan memicu dolar AS kembali meningkat, katanya.
Di pasar Asia, indeks Nikkei Jepang naik 0,53 persen, indeks Kospi, Korea Selatan, naik 0,54 persen dan indeks S&P/ ASX, Australia menguat 0,30 persen dan indeks Nasdaq di AS naik 0,27 persen.
Menurut dia, rupiah ketika pasar dibuka masih berkisar di level Rp9.237 per dolar AS, namun menjelang penutupan pasar posisinya kembali meningkat hingga mencapai Rp9.235 per dolar AS sampai ditutup pada sesi pagi.
"Kami memperkirakan kenaikan rupiah yang relatif kecil itu, karena kenaikan yen terhadap dolar AS relatif kecil. Dolar AS masih bertahan pada level yang tinggi," katanya.
Dolar AS turun terhadap yen menjadi 117,33, dolar, terhadap euro 1,2500 (sebelumnya 1,2473), dolar terhadap Swiss Francs 1,2530.
Ia mengemukakan aktifitas perdagangan pada sesi ini agak lesu, karena pelaku pasar lokal saat ini sedang memfokuskan perhatian terhadap korban gelombang laut, tsunami yang mencapai 8 skala righter yang menimbulkan korban.
Karena itu, pelaku lokal cenderung melakukan spekulasi beli rupiah, namun spekulasi itu belum memicu rupiah menguat tajam, katanya.
Dolar AS, dua hari lalu menguat, karena pelaku mengantisipasi kenaikan indeks harga produsen AS yang pada Juni lalu naik sebesar 0,5 persen dibanding bulan lalu.
Kenaikan indeks harga produsen mendorong dolar AS terhadap mata uang utama Asia lainnya naik khususnya terhadap yen sehingga berada di atas level 117 yen, demikian Kostaman Thayib. (*)
Copyright © ANTARA 2006