Jambi, (ANTARA News) - Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Provinsi Jambi kini sedang mencari formula baru untuk melakukan pengolahan limbah karet bemasalah pada perusahaan "crumrubber" yang beroperasi disepanjang pinggiran sungai Batanghari.
Kepala Bapedalda Provinsi Jambi, Ir Murdjani Achmad mengatakan, di Jambi, Rabu (19/7) upaya tersebut dilakukan intansinya untuk mencarikan solusi bagi perusahaan crumrubber yang berproduksi dipinggiran sungai Batanghari Jambi agar limbahnya tidak lagi mencemari sungai.
Formula yang dicari saat ini adalah untuk mengurangi hasil buangan limbah dari industri crumrubber agar tidak mencemari sungai atau minimal tingkat pencemarannya sangat kecil serta tidak berdampak terhadap lingkungan.
Untuk saat ini pihak perusahaan pengelola karet di Jambi masih menggunakan sistem pengendapan dengan menggunakan tawas sebagai upaya mengurangi dampak pencemaran air hasil pengelolaan perusahaannya.
"Yang paling dominan dan banyak dipakai pihak perusahan crumrubber di Jambi saat ini adalah dengan menggunakan tawas sebagai pengendapan air limbah mereka," kata Murdjani.
Alternatif lain sebagai contoh di Provinsi Sumater Selatan, perusahaan crumrubber disana telah menggunakan sistem pengelolaan limbahnya dengan formula lumpur aktif.
Untuk formula lumpur aktif itu pihak Bapedalda Provinsi Jambi akan menerapkan sistem tersebut pada PT Aneka Bumi Pratama (ABP) yang berada di daerah Kubu Kandang, Kabupaten Batanghari yang juga beroperasi dipingiran sungai Batanghari dalam waktu dekat ini.
Murdjani juga mengakui, untuk melakukan sistem formula lumpur aktif tersebut diperlukan lokasi yang luas sehingga perusahaan juga membutuhkan investasi yang besar juga.
Formula lumpur aktif tersebut sementara ini hanya banyak dipergunakan oleh sebagian besar perusahan dibidang perkebunan sawit dan untuk perusahaan crumrubber di Jambi belum banyak yang menerapkannya.(*)
Copyright © ANTARA 2006