Brussels (ANTARA News) - Sekjen PBB Kofi Annan, Selasa, minta pasukan internasional yang lebih besar, dipersenjatai lebih baik dan lebih kuat untuk menyetabilkan Libanon selatan dan memberi waktu pada pemerintah Libanon untuk melucuti senjata gerilyawan Hizbullah.
Dengan keengganan AS dan Israel, Annan mengatakan ia mengharapkan negara-negara Eropa untuk menyumbang tentara pada pasukan yang diusulkan itu sebagai upaya untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hizbullah, serta mencegah lautan api Timur Tengah membesar.
"Adalah penting bahwa aksi masyarakat internasional untuk membuat perbedaan di tempat itu," kata Annan, seperti dilansir Reuters, ketika Israel menggempur Libanon pada hari ketujuh sebagai balasan atas penculikan dua tentaranya dan serentetan serangan roket di Israel utara.
Ia mengatakan pada wartawan setelah pertemuan dengan ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso bahwa pasukan PBB yang diusulkan itu harus lebih efektif ketimbang Pasukan Sementara PBB di Libanon sekarang ini yang tidak dapat menjaga perdamaian di perbatasan Israel-Libanon.
"Pasukan itu akan lebih besar, begitu saya melihatnya, jauh lebih besar ketimbang pasukan dengan 2.000 tentara yang kita miliki di sana," kata Annan. "Saya mengharapkan pasukan yang akan mempunyai konsep operasi yang dimodifikasi dan berbeda dengan kemampuan yang berbeda."
"Saya mengharapkan sumbangan dari negara-negara Eropa dan negara lainnya," ia menambahkan.
Barroso dan kepala kebijakan luar negeri EU Javier Solana mengatakan mereka mendukung gagasan dan sejumlah negara EU siap untuk menyumbang.
AS dan Israel telah menyampaikan keraguan mengenai gagasan itu dengan Washington menanyakan bagaimana pasukanh itu akan mengendalikan gerilyawan Hizbullah dari menyerang Israel dan para pejabat Israel mengatakan pembentukan pasukan itu belum waktunya.
Annan mengatakan ia akan mengajukan paket usulan pada Dewan Keamanan PBB saat misi pencarian-fakta, yang sekarang ini di Israel, melapor kembali padanya mungkin setelah kembali ke Libanon dan berkunjung ke Suriah.
Dalam jawaban pada pertanyaan itu, ia mengusulkan pemerintah Libanon, bukan pasukan yang diusulkan, yang pada akhirnya akan melucuti senjata Hizbullah, sebagaimana ditetapkan oleh resolusi Dewan Keamanan PBB lalu, setelah kesempatan untuk istirahat.
Pasukan stabilisasi itu akan "memberi pemerintah Libanon waktu ... untuk mengatur dan menyiapkan untuk pada akhirnya memperluas wewenangnya di seluruh wilayah itu termasuk di selatan, dan kemudian memberi waktu juga pada mereka untuk menyortir masalah perlucutan senjata milisi tersebut," kata Annan.
Israel melancarkan serangan besar terhadap Hizbullah dan infrastruktur sipil Libanon setelah penculikan dua tentara Israel pekan lalu dalam serangan lintas-perbatasan yang mana delapan tentara Israel tewas.
Dubes AS untuk PBB John Bolton menyampaikan serangkaian pertanyaan mengenai bagaimana pasukan baru itu akan lebih efektif dan siapa yang akan melucuti senjata Hizbullah. (*)
Copyright © ANTARA 2006