Kita tekankan kepada polisi untuk siaga mulai sekarang,"

Jakarta (ANTARA News) - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta polisi untuk bersiaga menyangkut hilangnya 250 batang dinamit dalam pengiriman antara Subang-Bogor, Kamis.

"Kita tekankan kepada polisi untuk siaga mulai sekarang," kata Komisioner Kompolnas Edi Saputra Hasibuan di Jakarta, Kamis.

Lembaga pengawas kepolisian itu juga mendesak Polri untuk segera mengusut hilangnya 250 batang dinamit itu.

Polri juga diminta untuk segera menemukan keberadaan ratusan batang dinamit tersebut dengan cara memeriksa, mengawasi serta menyisir kendaraan yang melintas di jalur yang dilalui truk pembawa dinamit itu.

Menurut Edi, jika sampai dinamit-dinamit itu jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab, maka Jakarta tidaklah lagi aman.

Apalagi diketahui bahwa dalam perjalanannya dari PT Batu Sarana Persada (BSP) di Subang, Jawa Barat, ratusan dinamit yang hendak dikirim ke Cigudeg, Bogor, Jawa Barat, itu sempat dibawa singgah di sekitar Marunda, Jakarta.

"Itu (dinamit) sangat berbahaya," ujarnya.

Kompolnas meminta Polda Metro Jaya melakukan penyisiran. Sementara Polda Jawa Barat, diminta fokus memeriksa awak truk.

Tak hanya itu, kepolisian juga diminta menjaga setiap sudut kota serta melakukan penjagaan ekstra di kawasan kediaman Presiden.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak dua boks berisi 250 batang dinamit diketahui hilang, setelah sopir memeriksa bagian terpal penutup dalam kondisi rusak dan terbuka di Cigudeg, Bogor, Kamis (27/6) pagi.

Truk bernomor polisi T-8952 bersama tiga truk lainnya mengambil dinamit milik PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) dari Gudang Bahan Peledak Kalijati Subang, Jawa Barat, pada Rabu (26/6).

Rencananya, peledak berbahan dasar amonium nitrat tersebut akan diantarkan ke PT Batu Sarana Persada (BSP) yang berlokasi di Cigudeg, Bogor, Jawa Barat.

Hingga saat ini, petugas gabungan Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat masih menyelidiki kasus dugaan dinamit hilang tersebut.

Pihak kepolisian juga melakukan razia dan `sweeping` pada lokasi tertentu, guna menelusuri keberadaan bahan peledak seberat lima kilogram tersebut.
(A062/H-KWR)

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013