"Kalau masyarakatnya tidak kita persiapkan untuk behave layaknya community global, sama juga bohong," kata Deftrianov di Jakarta pada Selasa.
Menurutnya, salah satu contoh perlunya membangun manusia untuk menyongsong Jakarta kota global adalah ketika melihat isu sampah. Dia menjelaskan, setiap hari Jakarta memproduksi sampah lebih dari 8400 ton per hari. Dari sekian ton tersebut, 49,87 persennya adalah sampah yang mudah terurai. Dia menjelaskan, 80 hingga 90 persen dari sampah mudah terurai tersebut adalah "food waste".
"Bayangin. Hampir lebih dari 40 persen sampah di Jakarta itu adalah food waste," ujarnya.
"Jadi kurang lebih kalau misalnya kita bilang ini apakah karena orang Jakarta hobi makan, apakah karena lapar mata, pesan terus habis itu enggak dihabisin, atau yang mana? Nah jadi ini yang harus satu situasi yang harus kita pahami bersama," dia menambahkan.
Menurutnya, publik perlu lebih bijak dalam memproduksi sampah, karena dengan kapasitas yang dimiliki saat ini, laju produksi sampah lebih tinggi dibandingkan laju pengolahan sampah.
Dia menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan dana hingga triliunan rupiah dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) hanya untuk menangani sampah. Mulai dari untuk personil, bahan bakar, pengangkutan, hingga pengolahan.
Selain itu, ujarnya, emisi yang dikeluarkan sampah masuk ke dalam lima besar penghasil emisi di Jakarta, selain faktor-faktor seperti transportasi dan manufaktur.
Oleh karena itu, ujarnya, diperlukan kolaborasi lintas sektor guna menangani isu tersebut. Dia juga mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk menerima masukan dari publik mengenai masalah itu.
Dia menambahkan, publik juga bisa turut berpartisipasi dalam proses pengelolaan sampah, seperti proses pengurangan, pemilahan, daur ulang, pengumpulan,
Baca juga: DKI sediakan fasilitas mumpuni terkait upaya menuju kota global
Baca juga: Bappeda: RUU DKJ diharapkan beri solusi cegah Jakarta tenggelam
Baca juga: Bappeda DKI sebut ASN harus bisa pahami kebutuhan masyarakat
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023
