Padang (ANTARA News) - Indonesia membutuhkan ratusan ribu sarjana kelautan dan perikanan untuk eksplorasi sumber daya yang sampai kini belum mampu dipenuhi perguruan tinggi, kata seorang akademisi, Kamis.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Yempita Efendi mengatakan, dalam lima tahun terakhir kebutuhan sarjana kelautan meningkat tajam rata-rata 200 ribu orang per tahun guna eksplorasi dan pengolahan hasil laut Indonesia.
Namun, itu belum mampu dipenuhi lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang saat ini baru 12 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang membuka program studi perikanan dan kelautan.
12 perguruan tinggi ini baru melahirkan sekitar seribu orang sarjana setiap tahun, tapi realitanya tidak semua lulusan mempunyai dasar pengetahuan dan keahlian bekerja pada sektor kelautan dan perikanan.
Malahan sebagian dari mereka lebih berharap menjadi PNS sehingga mereka menggeluti profesi yang tidak sesuai dengan keahliannya.
"Banyak lulusan Fakultas Perikanan dan Kelautan yang lebih memilih profesi lain dari pada mengolah sumbar daya kelautan. Ini pola pikir yang kurang tepat," kata Yempita.
Padahal potensi kelautan sangat menjanjikan. Sebagai contoh dari kajian para ahli dunia diketahui terumbu karang seluas 1 km persegi mampu menghasilkan ikan 40 sampai 60 ton atau setara 120 ribu dolar Amerika Serikat (AS).
Pewarta: Siri Antoni
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013