Jakarta (ANTARA) - Terletak 37 KM dari pusat kota Ambon, Desa Sejahtera Astra (DSA) Wisata Negeri Hila menawarkan pesona keindahan alam dan potensi budaya, bahari, sejarah, kuliner, hingga kerajinan tangan.
Berada pada wilayah pesisir utara Ambon yang didominasi dataran rendah dengan jumlah penduduk yang mencapai 6.850 jiwa, desa yang dibina oleh Astra sejak tahun 2022 ini menjadi salah satu destinasi wisata yang paling diminati di wilayah Ambon.
Sinar mentari pagi menembus cakrawala, pantulannya menghujani sebuah bangunan beratap merah yang menjadi perhatian sekumpulan wisatawan.
Baca juga: Trisno, menyulap kampung menjadi desa wisata Tanon
Sebagai salah satu desa tertua di wilayah Leihitu, DSA Wisata Negeri Hila memiliki peran historis yang sangat penting bagi Maluku ditandai dengan banyaknya peninggalan sejarah yang dapat ditemukan mulai dari Benteng Amsterdam, Gereja Tua Imanuel Hila dan Mushaf Al-Qur’an tulis tangan tertua di Maluku yang ditulis hampir 1000 tahun lalu.
Selaras dengan kekayaan sejarahnya, desa ini dikenal dengan aneka kekayaan budayanya, mulai dari tarian Cakaleleng, Sau Reka-Reka, Sawat, dan Lenso untuk menyambut tamu yang datang serta permainan tradisional yang juga dapat diikuti oleh para wisatawan yaitu Bambu Gila.
“Sejak dibina oleh Astra, DSA Wisata Negeri Hila mendapatkan pendampingan mulai dari pengembangan desa, pelatihan pengembangan buah pala, hingga fasilitas peralatan homestay yang menjadi salah satu mata pencaharian warga. Sejak saat itu, pendapatan dari seluruh aspek pun meningkat 30 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar Tokoh Penggerak DSA Wisata Negeri Hila Mohamad Nurdin Lating.
Baca juga: BAKTI-Atourin kolaborasi untuk digitalisasi Desa Wisata di Sumba Timur
Potensi DSA Wisata Negeri Hila
Selain bergantung kepada potensi wisata alam, sejarah, dan budaya yang mereka miliki, masyarakat juga memiliki pencaharian lain dalam bentuk penjualan kriya kayu dan kuliner lopis, serta perkebunan pala, cengkeh, dan kakao yang juga menjadi salah satu destinasi ecotourism di wilayah Leihitu.
Komoditas pala, cengkeh, dan kakao yang dihasilkan juga telah diekspor ke Eropa. Bahkan dalam satu tahun, hasil panen komoditas pala di Desa Hila dapat mencapai 6 ton dengan nilai transaksi ekspor yang dapat mencapai Rp1,5 miliar.
Kesuksesan pemasaran produk pala, cengkeh, dan kakao di pasar Eropa tersebut tidak lepas dari peran Nurdin.
Sebagai salah satu putra daerah asli Maluku, ia telah memberikan banyak sumbangsih bagi kemajuan agribisnis di DSA Wisata Negeri Hila. Kiprahnya pada bidang ekspor dimulai sejak tahun 2016, di mana ia secara aktif membantu petani lokal untuk membangun jaringan ekspor pala, cengkeh, dan kakao dari Ambon menuju pasar Eropa.
Pada tahun 2019, Nurdin menjadi pemimpin Kelompok Tani Petani Pala Uli Halawang Hila dan berhasil membuat hasil panen pala kelompok tersebut mendapatkan sertifikasi dari Uni Eropa.
Sebagai salah satu inovator Pala Maluku, ia secara aktif bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun jaringan ekspor pala, cengkeh, dan kakao menuju China, India, Amerika Serikat, Kanada, dan banyak negara Eropa lainnya.
Keberadaan mata pencaharian yang beragam dan komunitas-komunitas yang secara aktif terlibat dalam pengembangan diri masyarakat tersebut merupakan sebuah aspek penting bagi DSA Wisata Negeri Hila dalam mewujudkan mottonya, yaitu CERIA "Cepat, Efisien dan Efektif, Ramah, Ikhlas, dan Akuntabel".
Semangat warga DSA Wisata Negeri Hila dalam mengembangkan potensi desanya untuk hari ini dan masa depan Indonesia sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia.
Baca juga: Pemkab Batang-Undip rintis Desa WisataTumbrep
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023