Dalam kultur Asia, terutama Indonesia, warna yang benar-benar terang dengan level tinggi itu tidak bisa mendominasi warna rambut

Jakarta (ANTARA News) - Helaian demi helaian rambut seorang model perlahan berjatuhan di lantai panggung yang dilapisi karpet hitam.

Sang penata rambut dengan cekatan merapikan tatanan "mahkota" sang model. Beberapa kali dahinya berkerut, seolah berusaha ingin mengambil guntingan bertekstur nan dramatis untuk rambut sang model yang berpotongan bob.

Warna cokelat keemasan mendominasi bagian depan rambut sang model, sementara warna merah mengkilat mengambil bagian samping kiri hingga belakang. Ratusan penonton bertepuk tangan saat sang penata rambut selesai menciptakan "penampilan baru" model.

Total ada eda empat model yang tampil di panggung. Mereka merepresentasikan tata rambut model baru yang diperkenalkan Makarizo dalam acara "La Belleza Eterna" Makarizo Hair Trend 2013 di Makassar, Selasa malam lalu.

Masing-masing model punya penampilan baru untuk rambutnya. Merah, coklat, blonde, gold, cooper dan warna lainnya bergradasi. Tak ada warna-warna terang nan kontras yang mendominasi rambut para model asli Indonesia tersebut.

"Dalam kultur Asia, terutama Indonesia, warna yang benar-benar terang dengan level tinggi itu tidak bisa mendominasi warna rambut," kata penata rambut Michael Zimbalist.

Dia menilai budaya Indonesia yang lebih mengedepankan kesopanan juga jadi pertimbangan dalam mengeluarkan tren warna dan model rambut.

"Di Indonesia kan lebih 'kulonuwun', sama rambut juga seperti itu," katanya.

Bahkan, Michael menilai, pengaruhnya sangat besar dalam pewarnaan dan tatanan rambut.

"Di Barat, bisa kita temukan wanita yang berkepala botak. Menurut mereka, itu fesyen. Kalau kita mau botakin rambut perempuan di sini kan enggak bisa langsung diterima. Sama dengan model rambut putih, di sini kelihatan satu atau dua helai saja orang sudah teriak," tuturnya.

Meski warna atau pun model guntingan bisa dipadupadankan dengan budaya luar, Michael berpendapat tidak semuanya bisa.

"Tidak semua bisa dicampur-campur. Memang bisa diekspresikan, tapi jangan sampai warna maupun model rambut keluar dari kulturnya masing-masing," katanya.

Michael mengaku mewarnai rambut orang Asia lebih sulit karena warna dasarnya yaitu gelap, sementara pewarnaan harus pada level warna yang tinggi. Orang Asia tidak ada yang memiliki warna terang yang asli.

Menurut dia, orang-orang Asia lebih cocok rambut berwarna gelap, seperti hitam, coklat, cooper, gold dan ash. "Tren juga disesuaikan dengan negaranya. Meski, ada beberapa yang bisa, tetap saja wajah asli Asia tidak begitu cocok dengan warna 'blonde'," ujar Michael.

Warna, Karakter dan Alam Menurut Michael, selain menunjukkan budaya, warna serta tatanan rambut juga menunjukkan karakter individu masing-masing.

Dia menuturkan karakter yang dinamis dan enerjik, biasanya ditonjolkan dengan potongan pendek, sementara untuk yang elegan dan feminin lebih memilih rambut panjang.

"Selain itu, model guntingan rambut orang Asia lebih feminin. Jadi, mereka lebih suka rambut panjang, meski potongan pendek lagi tren" katanya.

Menurut dia, rambut panjang itu sendiri tidak sekaya rambut pendek untuk dijadikan tren. Lingkupnya, di seputar lurus, keriting dan layer.

"Tapi, kini wanita cenderung tidak mau repot, mereka ingin yang simpel. Bahkan, berani dengan guntingan ekstrem, contohnya rambut panjang tapi di-skin sampingnya," katanya.

Biasanya, dia menambahkan, orang-orang yang berani suka memainkan warna-warna.

Dia menjelaskan untuk menampilkan karakter yang ceria, biasanya bisa dikompilasi dengan warna-warna terang.

Sementara itu, karakter yang pendiam cenderung memainkan warna-warna dingin, seperti coklat. Menurut Direktur Makarizo Martin Jimi, tren warna rambut saat ini yang menunjukkan karakter individu lebih banyak terinspirasi dari alam.

"Saat ini, tren rambut lebih menekankan pada tampilan alami dan dramatis wanita secara bersamaan," katanya.

Dia menyebutkan inspirasi tersebut diambil dari guratan warna alam, khusunya kombinasi laut, gurun pasir, hutan hingga pegunungan berbatu. Dia mengatakan untuk menonjolkan karakter tegas, kaku, namun elegan, warna rambut bisa diambil dari warna gunung berbatu yang berwarna dasar gelap dipadu dengan highlight sangat terang.

Sementara, untuk karakter ceria dan unik bisa menggunakan warna dasar laut yang terang dan berwarna-warni.

Karakter easy going dan fleksibel bisa mengaplikasikan warna pasir, seperti gold dan cooper.

Bagi si pendiam, warna rambut yang cocok yaitu warna hutan belantara yang menonjolkan warna dingin, seperti cokelat kehijauan dan ash. Namun, menurut penata rambut internasional asal Jerman Bert Kietzerow, warna atau guntingan apapun harus dikonsultasikan agar sesuai dengan keinginan dan karakter individu masing-masing.

"Warna apapun yang penting pada akhirnya harus disukai. Jangan semata-mata mengikuti tren yang pada akhirnya tidak cocok dengan Anda," katanya.

Oleh Juwita Trisna Rahayu
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013