Jakarta (ANTARA) - Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan pemuda unggul menjadi modal kuat yang dimiliki pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Kualitas pemuda di negara ini semakin baik ya, satu di antaranya bisa dilihat dari angka melek huruf yang mencapai 99,47 persen,” kata Peneliti Sosiologi Pendidikan Pusat Riset Kependudukan BRIN Anggi Afriansyah dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan pencapaian tersebut menunjukkan permasalahan buta huruf hampir terselesaikan oleh pemerintah, di mana yang tersisa hanya 0,26 persen pada 2022.

Menurut dia, hal itu menjadi pencapaian yang baik, mengingat pemberantasan buta huruf sudah dilakukan sejak zaman pemerintahan Presiden Soekarno yang pada 1946 terjun langsung ke lapangan untuk memberikan pelajaran mengenal huruf bagi para rakyat.

“Dulu Bung Karno di awal itu sampai ada potretnya yang dia mengajar, karena dulu memang sulit sekali membaca, dan kalau melihat yang sekarang ini banyak kemajuan-kemajuan,” ucapnya.

Selain itu, kata dia, modal kuat yang dimiliki dalam mendorong pemuda sebagai agen perubahan mewujudkan cita-cita Indonesia maju juga sudah terlihat baik dari angka tidak pernah sekolah yang hanya 1,02 persen pada 2022.

Baca juga: Menko PMK ajak Aisyiyah cegah stunting demi cetak generasi unggul

“Tingkat pendidikan pemuda yang tidak pernah sekolah itu semakin putus persentasenya,” katanya.

Dirinya mengatakan tantangan pemerintah era sekarang terkait dengan upaya menciptakan para talenta digital yang unggul.

Pemerintah Indonesia, menurut dia, telah memiliki modal yang cukup terkait dengan hal itu, di mana hampir seluruh pemuda di kota maupun desa sudah melek teknologi digital.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, katanya, 93,47 persen pemuda di desa dan 97,51 persen pemuda di kota sudah menggunakan telepon genggam.

Selain itu, 28,68 persen pemuda di kota dan 13,25 persen pemuda di desa telah mahir menggunakan komputer.

“Jadi yang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) saat ini dan ke depan bagaimana optimalisasi pemuda terhadap penggunaan gawai tersebut,” ujarnya.

Baca juga: Kemendikbud dukung generasi muda jadi pendidik untuk cetak SDM unggul

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS pada Maret 2022 terdapat 68,82 juta jiwa penduduk Indonesia masuk kategori pemuda. Angka tersebut mencapai 24 persen dari total penduduk.

Menurut UU Nomor Tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemuda merupakan warga negara yang berumur 16-30 tahun, baik laki-laki maupun perempuan.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi pada Jumat (3/11), mengungkapkan langkah kementeriannya membangun masyarakat digital yang unggul, salah satunya menggiatkan gerakan literasi digital nasional.

Dia menyebut hingga saat ini 22 juta orang mengikuti program literasi digital nasional.

Selain menyiapkan masyarakat lewat literasi digital, Kementerian Kominfo menguatkan infrastruktur digital dengan memastikan tiga hal terpenuhi, yaitu kualitas, jangkauan, dan kapasitas.

Ia menyatakan optimistis dengan menyiapkan keduanya secara beriringan maka cita-cita menghadirkan masyarakat digital yang unggul bagi Indonesia bisa tercapai.

Baca juga: Menteri PPPA: Ibu sejahtera bakal lahirkan generasi unggul
Baca juga: Beda generasi tak jadi halangan guru ciptakan generasi bangsa unggul
Baca juga: KKP: Konsumsi ikan penting guna ciptakan generasi tangguh dan unggul

Pewarta: Cahya Sari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023