Serang, (ANTARA News) - Puluhan ton udang dan ikan bandeng mati di sejumlah tambak di Kecamatan Pontang dan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, yang diduga akibat dari pencemaran limbah pabrik.
Matinya puluhan ton udang dan ikan bandeng tersebut, diduga adanya pembuangan limbah cair pabrik di kawasan industri Serang Timur ke Sungai Ciujung, yang selama ini sungai itu sebagai sumber air bagi 6.000 hektar tambak di Daerah Pontang dan Tirtayasa. kata Aspari (41), Ketua Persatuan Tani Tambak Udang Tirtayasa, di Serang, Selasa (18/7).
Ia mengatakan, udang dan bandeng yang mati tersebut, sama sekali tidak bisa lagi dijual karena dikhawatirkan udang tersebut sudah tercemar atau terkena racun yang mematikan.
Ia menjelaskan, ciri-ciri udang dan bandeng yang mati tersebut, warnanya sudah kehitaman dan berbau limbah menyengat sekali, sehingga para penambak menduga limbah yang mencemari sungai Ciujung masuk ke tambak.
Aspari mengatakan, limbah tersebut berasal dari sejumlah pabrik kertas dan kulit kayu yang berada di sepanjang Kragilan, yang mencemari aliran sungai sepanjang 17 kilometer hingga Tirtayasa.
Ia menambahkan, kemarau yang berkepanjangan menambah masalah bagi penambak, karena debit air yang mengalir di sungai Ciujung berkurang, sehingga air sungai tidak bisa menguraikan limbah yang terlampau banyak.
"Limbah yang masuk ke sungai Ciujung terlalu banyak, hingga air yang masuk ke tambak kebanyakan mengandung limbah," katanya.
Aspari berharap Pemkab dan DPRD Serang untuk bisa mengatasi masalah tersebut karena sudah banyak penambak yang rugi akibat gagal panen terkena pencemaran limbah industri tersebut.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Serang Abdul Muhyi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan seluruh Komisi DPRD Serang untuk membentuk panitia khusus yang menangani pencemaran limbah tersebut.(*)
Copyright © ANTARA 2006