Bamako (ANTARA News) - Mantan pemimpin junta Amadou Sanogo meminta maaf kepada rakyat Mali untuk kudeta yang membuat negara Afrika barat itu tidak stabil, kata seorang juru bicara militer kepada AFP.
Tentara itu "meminta maaf kepada rakyat Mali" pada upacara rekonsiliasi antara faksi-faksi saingan tentara di istana presiden di Bamako, Rabu, kata Souleymane Maiga.
Presiden sementara Mali Dioncounda Traore juga menghadiri acara tersebut, bersama dengan perwakilan dari berbagai komunitas agama di Mali.
Sanogo, seorang kapten di tentara Mali, menggulingkan rezim Presiden Amadou Toumani Toure dalam kudeta pada Maret tahun lalu.
Kudeta itu menyebabkan jatuhnya bagian utara negara itu ke tangan gerilyawan bersenjata yang terkait dengan Al-Qaida dan intervensi Prancis-Afrika untuk mengusir para pemberontak keluar dari wilayah tersebut sejak Januari.
Kudeta memperdalam perpecahan di tentara antara Baret Merah, yang setia kepada Toure, dan Baret Hijau, yang secara luas pro-junta.
Pada Mei tahun lalu Baret Merah berusaha menggagalkan kontra-kudeta dan mencoba untuk merebut bandara, penyiaran nasional dan barak militer yang dijadikan markas mantan junta.
Mereka dibubarkan setelah kegagalan tindakan dan beberapa dari mereka hilang setelah ditahan oleh pasukan keamanan.
Setelah kekerasan berikutnya pada Februari, Perdana Menteri Diango Cissoko mengadakan diskusi-diskusi dengan semua pihak yang terlibat dalam krisis di angkatan bersenjata Mali, yang menyebabkan keputusan untuk merestrukturisasi Baret Merah dan mengembalikan ketenangan.
Presiden mengumumkan pada upacara itu bahwa semua tentara yang ditangkap telah dibebaskan, kata seorang pembantu Traore yang tak bersedia disebut namanya.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013