London (ANTARA News) - Andy Murray mampu menjaga dirinya tidak cedera pada hari di mana banyak petenis mendapat hantaman cedera di Wimbledon, ketika petenis peringkat dua dunia itu melaju ke putaran ketiga berkat kemenangan 6-3, 6-3, 7-5, atas Lu Yen Hsun asal Taiwan.
Murray tidak pernah terancam dengan permainan Lu dan juara AS Terbuka ini mengamankan kemenagannya dalam waktu dua jam, pada proses pembalasan terhadap kekalahan yang memalukan dari petenis peringkat 75 dunia di Olimpiade Beijing 2008, lapor AFP.
Meski Murray tidak akan pernah mengakuinya di depan umum, ia akan senang dengan berita-berita dari ruang perawatan Wimbledon, di mana unggulan keenam asal Prancis Jo-Wilfried Tsonga dan unggulan kesepuluh asal Kroasia Marin Cilic menjadi dua dari sejumlah petenis yang menjadi korban dari serangkaian pengunduran diri akibat cedera pada Rabu.
Tsonga dan Cilic sangat berpeluang menjadi lawan Murray di perempat final, namun kini petenis peringkat teratas yang tersisa di blok petenis Skotlandia ini adalah unggulan ke-20 asal Rusia Mikhail Youzhny.
Ketika petenis-petenis lain mengeluhkan kondisi permukaan lapangan-lapangan All England Club yang licin, Murray tetap menjaga permainan dan pergerakannya, di mana ia melepaskan 41 pukulan kemenangan dan melakukan 11 service ace, untuk menyiapkan pertemuan dirinya di babak 32 besar dengan unggulan ke-32 asal Spanyol Tommy Robredo.
"Saya pikir saya menjaga konsentrasi dengan baik saat melakukan serve dan memberikan dia sangat sedikit peluang setelah set pertama," kata Murray.
"Pada setiap game saya memberikan banyak tekanan pada service-servicenya."
"Jika Anda mampu Anda menginginkan kemenangan dalam tiga set. Ini merupakan awal yang bagus yang akan saya usahakan dan untuk tetap melaju."
Murray mencetak sejarah pada Senin ketika ia mengalahkan Benjamin Becker asal Jerman, untuk membuat dirinya menjadi petenis putra Inggris Raya tersukses sepanjang sejarah Grand Slam di mana ia melewati rekor 106 kemenangan dalam empat turnamen utama yang ditorehkan Fred Perry.
Bagaimanapun, ia memiliki lebih banyak signifikansi daripada pencapaian Perry, ketika ia berupaya mengakhiri penantian Inggris Raya selama 77 tahun untuk menjadi juara kategori tunggal putra di Wimbledon dan ia terlihat memiliki peluang yang baik untuk melakukannya ketika ia memprpenjang rekor kemenangannya di lapangan rumput menjadi 13 kemenangan.
Murray menikmati masa-masa yang menggembirakan sejak kalah di final Wimbledon tahun lalu dari Roger Federer, menaklukkan petenis Swiss itu untuk meraih medali emas di Olimpiade London dan kemudian mengalahkan Novak Djokovic di final AS Tebruka untuk mengklaim mahkota Grand Slam pertamanya.
Petenis 26 tahun ini mencapai final tiga Grand Slam terakhir sebelum Prancis Terbuka belakangan ini, di mana ia terpaksa absen akibat cedera punggung dan, ketika saat ini ia belum kehilangan satu set pun dari dua pertandingan pembuka, sebagian orang bertaruh dirinya akan melaju ke penampilan di final untuk keempat kalinya secara berturut-turut.
Sebagai satu-satunya kandidatjuara serius asal Inggris Raya di Wimbledon selama beberapa tahun terakhir, Murray kerap dijadwalkan bermain di Lapangan Tengah, maka ia dapat dimaafkan ketika salah orientasi dan memasuki Lapangan Satu untuk menghadapi Lu.
Namun, setelah menyelamatkan tiga break point pada game kelima, Murray mendaratkan break pertama untuk ungul 4-2 sebelum memenangi set pertama.
Lu, perempat finalis Wimbledon pada 2010, telah mengalahkan petenis Inggris Raya lainnya, James Ward, di putaran sebelumnya, namun bahasa tubuhnya memperlihatkan dia tahu bahwa peluangnya sangat kecil untuk kembali membuat frustrasi petenis tuan rumah.
Murray terus memberi tekanan pada Lu, melepaskan pengembalian serve dengan kuat yang memaksa lawannya melakukan pukulan forehand yang salah arah dan mengamankan break di game pertama set kedua, ketika petenis Skotlandia ini dengan mudah unggul dua set.
Bahkan ketika Lu mulai mengimbangi permainannya pada set ketiga, Murray tampil dengan sepasang pukulan kemenangan yang mengejutkan untuk menaklukkan penantangnya dan mengunci match point ketiganya. (RF/A016)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013