New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street beragam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) seiring investor yang tengah menantikan data inflasi Amerika Serikat, yang dapat memberikan petunjuk mengenai berapa lama Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tetap tinggi.

Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 54,77 poin atau 0,16 persen ke 34.337,87, indeks S&P 500 turun 3,69 poin atau 0,08 persen ke 4.411,55, dan Indeks Komposit Nasdaq melemah 30,37 poin atau 0,22 persen ke 13.767,74.

Setelah indeks menikmati reli yang solid pada Jumat, pasar mengalihkan fokusnya ke data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis pada Selasa pagi.

Para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 3,3 persen untuk Oktober, turun dari 3,7 persen pada September. Namun inflasi inti diperkirakan tidak berubah dari bulan sebelumnya.

"Inflasi, bersama dengan pasar tenaga kerja, jelas merupakan faktor penentu dalam hal-hal yang penting bagi pasar keuangan, karena hal ini menentukan arah kebijakan Fed selanjutnya," kata kepala manajer portofolio ekuitas di Northwestern Mutual Wealth Management Company Matt Stucky di Milwaukee, Wisconsin.

Menurut Stucky, pasar memiliki ekspektasi bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunganya seiring dengan meredanya pasar tenaga kerja.

Para pedagang memperkirakan hampir 86 persen kemungkinan The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada Desember, menurut alat FedWatch CME Group.

"Sementara data inflasi adalah isu utama yang membuat investor "dalam pola bertahan" pada Senin (13/11)," kata kepala strategi pasar di JonesTrading Michael O'Rourke di Stamford, Connecticut.

Orourke mengatakan investor juga mencerna prospek kredit AS yang lebih lemah.

Moody's pada Jumat malam menurunkan prospek peringkat kredit AS menjadi "negatif" dari "stabil", dengan alasan defisit fiskal yang besar dan penurunan keterjangkauan utang.

Menurut O'Rourke, hal itu menambah keengganan investor untuk mengambil keputusan besar menjelang tenggat waktu akhir pekan yang berpotensi mengakibatkan penutupan pemerintah AS.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Mike Johnson meluncurkan kebijakan belanja sementara Partai Republik pada Sabtu (11/11) yang bertujuan untuk mencegah penutupan pemerintahan, namun tindakan tersebut dengan cepat mendapat tentangan dari anggota parlemen dari kedua partai di Kongres.

Namun pada Senin (13/11) sore, tokoh terkemuka di Senat AS dari Partai Demokrat Chuck Schumer menyatakan dukungan tentatif terhadap rancangan undang-undang pendanaan jangka pendek Johnson tersebut, yang akan membuat pemerintah tetap buka hingga akhir pekan.

Indeks-indeks saham utama AS telah menguat sepanjang bulan ini, dipicu oleh musim laporan laba yang lebih kuat dari perkiraan dan harapan bahwa suku bunga AS mendekati puncaknya.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, sektor energi merupakan sektor yang memperoleh keuntungan terbesar dengan kenaikan 0,7 persen, sementara sektor utilitas mengalami penurunan terbesar 1,2 persen.

Membantu menjaga Dow Jones tetap bertahan, saham Boeing menguat 4 persen pada Senin setelah Bloomberg News melaporkan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan pembelian pesawat 737 Max. Emirates Dubai juga memesan 90 jet Boeing 777X lagi pada pembukaan Dubai Airshow pada Senin (13/11)

Indeks layanan kesehatan S&P merupakan indeks dengan persentase kenaikan terbesar kedua, bertambah 0,6 persen. Persentase kenaikan terbesar adalah saham perusahaan dialisis Davita Inc yang naik 6,5 persen.

Saham perusahaan teknologi medis lainnya yang menguat termasuk Insulet yang bertambah 5,6 persen dan saham Dexcom yang naik 4,6 persen, bersama dengan kenaikan saham Abbott sebesar 1,9 persen karena analis bereaksi terhadap data tentang manfaat kardiovaskular dari obat penurun berat badan Novo Nordisk, Wegovy.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 9,34 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,97 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumlah saham-saham yang naik melebih jumlah saham yang turun dengan rasio 1,08 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 1,03 : 1.

S&P 500 mencatatkan 24 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 7 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 52 titik tertinggi baru dan 227 titik terendah baru

Sumber: Reuters

Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023