Mereka berkumpul bersama menampilkan pentas seni dan memberikan sentuhan kreatif yang nyata.Banjarmasin (ANTARA) -
Pentas kesenian bertaraf internasional di objek wisata Kiram Park, Kabupaten Banjar, yang dibuka Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor pada 8 November 2023 itu memang terasa istimewa.
Panggung terbuka terlihat gemerlap di objek wisata alam andalan Provinsi Kalsel. Para seniman dan budayawan yang tampil pun banyak yang sudah punya nama.
Itulah yang barangkali menyulut Gubernur Kalsel untuk ikut berekspresi dengan membaca puisi di hadapan para seniman lokal, nasional, dan mancanegara yang hadir pada malam itu.
Aksi Gubernur tersebut mendapat tepuk tangan meriah. Bahkan seniman cum pendiri Komunitas Lima Gunung, Tanto Mendut, memuji kepiawaian membaca puisi Gubernur Kalsel yang biasa disapa Paman Birin tersebut.
"Ini gubernur pertama yang saya temui (dengan) artikulasi suara yang sangat bagus ketika membaca puisi," ujarnya.
Tanto, seniman asal Magelang, Jawa Tengah, itu sering menggelar perhelatan seni budaya berskala internasional di pergunungan dengan memberdayakan masyarakat lima gunung, yakni Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh.
Dia menilai Kiram Arts Festival ini sudah bertaraf dunia karena diikuti para seniman dari berbagai belahan dunia. Apa yang ditampilkan mereka di atas panggung pun menunjukkan level itu.
Pujian terhadap gelar ini juga disampaikan yang sama dari beberapa seniman Indonesia, antara laim, Gang Sadewa dari Yogyakarta, Cak Rina dari Bali, Riyanto dari Banyumas, Dimar dari Surabaya, Bongkeng Arts dari Bandung.
Kemudian Nini Gondrong dari Aceh, Syafmanefi Alamanda M.Sn dari Riau, Jujuk Prabowo dari Yogyakarta, Surya M dari Nusa Tenggara Barat, Mugiyono dari Solo, dan Irwan Siregar dari Jakarta.
Mereka yang menyampaikan senang bisa pentas seni, di antaranya Gabby So dari Hongkong, Lok Kan Cheung dari Inggris, Soufiane Karim dari Kaledonia Baru, Yuliana Mar dari Meksiko, Ana Victoria dari Filipina, Vin Makara dari Kamboja.
Selanjutnya Dr Toni Yap dari Australia, Lee Swee Keong dari Malaysia, Aparna Panshikar dari India, Arnaud Kokosky dari Belanda, Ronnarong Khampaha dari Thailand, Jo Jang Eun dari Korea Selatan, Appiah Annam dari Ghana, dan Martina dari Jerman.
Mereka surprised bisa menyaksikan langsung kesenian daerah Provinsi Kalsel yang memukau sehingga menjadi kenangan tersendiri bagi mereka saat kembali ke negara masing-masing.
Setidaknya mereka akan menyebarkan dokumen foto dan video melalui media sosial hingga bisa ditonton masyarakat seluruh dunia.
Apresiasi juga disampaikan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor setelah melihat banyak seniman terlibat dalam Kiram Arts Festival yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi setempat.
Karena semua menampilkan pertunjukan yang terbaik, berkelas, dan memukau tidak hanya dari seniman nasional dan internasional, namun juga seniman dari Kalsel itu sendiri.
Karena provinsi ini kaya akan budaya dan seni, alamnya, kulinernya hingga objek wisata, maka patut menduniakan segenap kekayaan itu, agar mereka selalu merindukan dan datang melihat langsung.
Paman Birin tersebut bahkan mengumpamakan daerahnya ini bak selendang sutera yang turun dari surga karena memiliki keindahan yang tiada tara.
Karena itu perhelatan seni dan budaya itu akan memberikan kenangan indah bagi para seniman lalu mereka akan menceritakan ke masyarakat seluruh dunia.
Festival seni ini diharapkan juga bisa menjadi pemersatu bagi seniman yang mengabdi tanpa batas dan membangun hubungan lintas budaya.
Betapa pun, seni sangat memengaruhi segala aspek kehidupan, yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi, perasaan, dan pemikiran yang kemudian menjadi karya-karya indah hingga bisa dinikmati banyak orang.
Pentas bernuansa alam
Panggung pertunjukan pergelaran Kiram Arts Festival dikemas dalam suasana alam, yang dibuat terbuka di antara pepohonan karet dan bambu, tanpa atap.
Suasana makin terasa hidup dengan sorotan lampu hias yang dan obor-obor kecil yang memenuhi sekitar arena pertunjukan.
Penonton pun bisa menyaksikan segala pertunjukan dengan jelas, sebab tempat duduk penikmat seni itu dibuat seperti tribun di lereng perbukitan.
Alam Kiram memang memberikan suasana asri sebagai bagian dari kawasan Geopark "Taman Bumi" Pegunungan Meratus Nasional yang ditetapkan pada 2018.
Geopark Meratus terbentuk dari susunan kerak samudera yang disebut ophiolite, yang terangkat ke permukaan sejak 200-150 juta tahun lalu.
Geopark Maratus sudah diajukan untuk menjadi UNESCO Global Geopark (UGG) dengan 54 situs di dalamnya, termasuk ada situs di daerah Kiram Park yang menjadi pusat kegiatan Kiram Arts Festival tersebut.
Dalam Kiram Arts Festival ini juga digaungkan Geopark Maratus tersebut untuk didukung seniman nasional hingga internasional agar alam Kalsel diakui UGG.
Seniman Kalsel Yadi Muryadi, yang menjadi inisiator Kiram Arts Festival, juga berharap festival seni ini menjadi kampanye untuk kelestarian alam di Kalimantan Selatan dan dunia pada umumnya.
Kiram Arts Festival dimaknainya sebagai ruang berbagai ragam seni yang lahir di lingkungan Provinsi Kalsel berpadu dengan berbagai pulau di Indonesia bahkan berbagai belahan dunia. Mereka berkumpul bersama menampilkan pentas seni dan memberikan sentuhan kreatif yang nyata.
Karya seniman-seniman internasional, nasional, dan lokal, dari level muda hingga seniman senior, ditampilkan dalam festival tersebut.
Kiram Arts Festival dengan jumlah peserta mencapai puluhan seniman dari berbagai provinsi di Indonesia dan dunia itu baru kali pertama dihelat di Kalsel.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023