London (ANTARA) - Mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron ditunjuk menjadi Menteri Luar Negeri Inggris yang baru melalui perombakan kabinet pada Senin.

Cameron, yang pernah menjabat perdana menteri pada 2010-2016, menggantikan James Cleverly sebagai menteri luar negeri. Cleverly sendiri kini menjabat sebagai menteri dalam negeri menggantikan Suella Braverman.

Braverman dipecat oleh Perdana Menteri Rishi Sunak pada Senin setelah membuat kegaduhan dengan polisi terkait unjuk rasa di London.

Raja Charles III telah menyetujui David Cameron untuk menjadi anggota majelis tinggi parlemen Inggris, House of Lords. Pengangkatan ini memungkinkan dia mengisi jabatan menteri meskipun saat ini dia bukan merupakan anggota parlemen.

Cameron mengatakan Sunak telah memintanya untuk menjabat sebagai menteri luar negeri dan dia "dengan senang hati menerima tawaran tersebut."

“Meskipun saya mungkin tidak setuju dengan beberapa keputusan individu, jelas bagi saya Rishi Sunak adalah Perdana Menteri yang kuat dan cakap, yang menunjukkan kepemimpinan yang patut dicontoh pada masa-masa sulit,” tulisnya di media sosial X.

Imran Hussain, anggota parlemen dari Partai Buruh untuk Bradford East, mengatakan bahwa kembalinya Cameron ke dalam pemerintahan menunjukkan bahwa Partai Konservatif "habis akal dan tidak tahu apa yang sedang terjadi."

Sementara itu setelah dicopot dari pemerintahan, Braverman mengatakan "merupakan hak istimewa terbesar dalam hidup saya untuk menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri. Saya akan berbicara lebih banyak pada waktunya nanti".

Braverman adalah anggota parlemen Partai Konservatif untuk Fareham, dan menjabat sebagai menteri dalam negeri mulai September 2022.

Menteri Utama Skotlandia Humza Yousaf, yang sebelumnya meminta Bravermen untuk mengundurkan diri, mengatakan: “Seharusnya sekarang ada pemilihan umum.”

"Belum pernah ada orang yang begitu tidak layak untuk menduduki jabatan publik seperti Suella Braverman ... Partai Tory (sebutan Partai Konservatif) kehabisan ide dan kehabisan waktu, harus ada pemilihan umum sekarang," tulis Yousaf di X.

Pemecatan Braverman terjadi setelah pernyataan kontroversial dan artikelnya di surat kabar Times tentang protes pro-Palestina mendapat kritis luas. Sebelumnya, dia menyebut protes pro-Palestina di Inggris sebagai “pawai kebencian.”

"Saya tidak percaya bahwa demonstrasi ini hanyalah seruan minta bantuan bagi Gaza," katanya dalam sebuah artikel di Times.

Dia juga mengkritik keputusan kepolisian London yang tidak melarang rencana aksi unjuk rasa pada Hari Gencatan Senjata. Dia menuduh kepolisian London telah berpihak ke para pengunjuk rasa.

Sumber: Anadolu

Baca juga: PM Inggris pecat Mendagri karena komentar demo pro-Palestina

Baca juga: Ratusan ribu warga Inggris unjuk rasa dukung rakyat Palestina

PM Inggris umumkan sanksi terhadap Rusia terkait Ukraina

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023